Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Merayu Indonesia Dengan Offset

Iptn merintis offset (membuat komponen untuk industri pesawat negara lain). sedang diujicobakan dalam perundingan pembelian pesawat f-16 & mirage 2000. diharapkan iptn dapat offset 30-40 persen. (eb)

30 Agustus 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASA depan IPTN agaknya akan lebih baik bila BUMN itu punya kesibukan mengerjakan pembuatan komponen untuk kepentingan industri pesawat terbang di negara lain. Jalan ke sana sesungguhnya sudah dirintis dengan selesainya program CN 235, bersama Casa. Dengan program itu jika Casa, misalnya, memperoleh pesanan dari Amerika, maka IPTN berhak memasok seluruh komponen bagian belakang termasuk outer wing untuk CN 235 itu. Kini usaha menembus pasar Amerika atau Prancis sedang dicobanya dengan "memaksa" pembelian pesawat tempur F-16 atau Mirage 2000 dilakukan dengan sistem offset -- yang memberi hak kepada IPTN untuk memasok sejumlah komponennya. Awal pekan ini, sebuah tim dari General Dynamics (GD) baru saja usai merundingkan rencana penjuala delapan F-16. "Menurut pengarahan Direktur Utama (B.J Habibie), kami harus mendapat 30%-40% dari nilai kontrak untuk pembuatan komponen itu," kata Sutadi Suparlan, Di rektur Produksi IPTN. Selama beberapa hari ini, memang, Sutadi dan staf sibuk berunding dengan delegasi GD yang dipimpin Dain Hancock Wakil Presiden F-16 Program internasional di Bandung. Jika persyaratan IPTN itu diterima, kata Sutadi, secara langsung produk IPTN bakal mendapat pengakuan standar spesifikasi militer. "Dan itu akan menarik kita berada pada posisi tawar-menawar untuk mengikuti tender internasional bersama, semua perusahaan pesawat AS," kata Sutadi. "Karena upah di sini murah, posisi IPTN sangat bersaing." Tapi jalan masuk menuju pasar Amerika masih panjang, karena Avions Marcel Dassault/Breguet Aviation (pembuat Mirage 2000) dan Panavia (pembuat Tornado) berniat menjual pesawat mereka lewat cara offset juga dengan harga bersaing. "Prosesnya belum selesai, besok kami masih mengadakan perundingan dengan Dassault-Breguet," kata Menteri Habibie selesai menerima delegasi GD.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus