Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Mundur dari Komisaris, Yenny Wahid: Upaya Kecil Saya Bantu Efisiensi Garuda

Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid menyampaikan alasannya mundur dari Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

13 Agustus 2021 | 16.30 WIB

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid Mengecam Rencana Pencaplokan Israel terhadap Wilayah Palestina.
Perbesar
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid Mengecam Rencana Pencaplokan Israel terhadap Wilayah Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid menyampaikan alasannya mundur dari Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Yenny mengatakan keputusan itu diambil sebagai upaya untuk mengurangi beban operasional perseroan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Memang sedih sekali, tapi ini adalah upaya kecil saya untuk membantu Garuda agar bisa melakukan efisensi biaya dan menekan biaya yang mungkin terus membebani sehingga Garuda bisa diselamatkan dan terus mengudara dengan perkasa,” ujar Yenny pada Jumat, 13 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yenny menandatangani surat pengunduran dirinya di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Jakarta Pusat. Meski tak lagi berada di jajaran Dewan Komisaris Garuda, ia menyebut akan selalu mendukung untuk maskapai pelat merah itu.

Adapun Yenny membeberkan bahwa emiten berkode GIAA ini terus mengalami beban keuangan yang berat. Pada Mei 2021, Garuda mencatatkan pendapatan minus US$ 60 juta. Meski memperoleh pendapatan sebesar US$ 56 juta, perusahaan harus membayar sewa pesawat sebesar U$S 56 juta pula.

Dengan demikian, pendapatannya habis untuk membayar sewa. Kemudian Garuda juga harus mengeluarkan biaya perawatan sebesar US$ 20 juta, avtur US$ 20 juta, dan gaji untuk karyawan US$ 20 juta.

Masalah keuangan Garuda terjadi karena maskapai menyimpan warisan masalah masa lalu yang bertumpuk-tumpuk. Yenny mengatakan pada era lampau, Garuda melakukan pengadaan pesawat yang bermasalah sehingga berdampak pada keuangan saat ini.

Garuda juga melakukan pengadaan yang tidak cocok dengan karakter bisnis perusahaan. Akibatnya, Garuda menanggung rugi terus-menerus. Di sisi lain, saat kondisi keuangan memburuk, Garuda menemui hambatan untuk melakukan negosiasi dengan para lessor-nya.

“Karena tentu ini uang miliaran rupiah, ratusan miliar, pasti akan alot. Perlu dukungan doa tambahan semngat agar bisa sukses perjuangkan upaya-upaya ini,” kata Yenny.

Selama menjadi komisaris, Yenny Wahid mengatakan telah mendorong perusahaan melakukan penghematan. Salah satunya dengan migrasi sistem IT. Dengan migrasi ini, ia menaksir Garuda bisa hemat lebih-kurang Rp 1 triliun.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus