Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Dua dari tiga komoditas nonmigas unggulan Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor secara bulanan selama Juni 2024. Dua komoditas tersebut yaitu batu bara, serta besi dan baja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain menurun secara bulanan, nilai ekspor kedua komoditas tersebut juga turun dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 atau turun year on year (YoY). "Nilai ekspor besi dan baja turun 4,32 persen secara bulanan dan turun sebesar 3,48 persen secara tahunan," tutur Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Senin, 15 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor besi dan baja adalah US$ 2,10 miliar pada Juni 2024, turun 4,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 2,20 miliar, dan turun 3,48 persen secara tahunan di angka US$ 2,18 miliar. "Besi baja menurun secara bulanan karena penurunan volume dan harga, begitu juga secara tahunan," ujar Amalia.
Amalia mengatakan bahwa ekspor batu bara turun secara bulanan disebabkan oleh penurunan volume dan harga. Sedangkan secara tahunan penurunan lebih disebabkan oleh penurunan harga. Nilai ekspor batu bara pada Juni 2024 sebesar US$ 2,49 miliar. Nilai tersebut turun 0,36 persen dibanding Mei 2024 yaitu US$ 2,50 miliar, dan turun 6,68 persen secara tahunan yang di posisi US$ 2,67 miliar. Ia menjelaskan faktor turunnya nilai ekspor batu bara secara bulanan karena menurunnya jumlah volume produksi.
Amalia mengatakan selama ini Cina merupakan pasar ekspor batu bara terbesarnya Indonesia. Namun saat ini, sebagian besar wilayah Cina sedang memasuki musim panas yang membuat kebutuhan batu bara sebagai sumber energi berkurang. "sehingga penurunan permintaan batu bara biasanya selama musim panas relatif lebih turun. Nanti biasanya naik lagi saat memasuki musim dingin," kata Amalia.
Untuk komoditas nonmigas unggulan, sejauh ini BPS mencatat hanya nilai ekspor CPO dan turunannya saja yang mengalami kenaikan secara bulanan. Namun, secara YoY, nilai ekspor CPO juga menurun. Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan sebesar 100,70 persen secara bulanan dan menurun 5,92 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juni 2024 tercatat US$ 2,18 miliar. Sedangkan Mei 2024 nilainya US$ 1,08 miliar, dan Juni 2023 senilai US$ 2,31 miliar. "Secara bulanan, volume CPO mengalami peningkatan. Ekspor CPO mengalami peningkatan karena didorong peningkatan volume ekspor CPO. Artinya ada permintaan yang meningkat dan peningkatan permintaan di pasar global ini dipenuhi CPO Indonesia," kata Amalia.
Pilihan editor: BPS Sebut Ekspor Mobil Indonesia Alami Tren Meningkat