Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Edy Haryadi, wartawan harian Warta Kota, sedang meliput penggusuran di atas lahan milik pribadi, ketika dia dihardik, dituding-tuding, dan diancam. "Kau jangan macam-macam kalau nulis berita!" teriak Dapot Manihuruk, komandan lapangan Ketenteraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat (dikenal dengan sebutan Tramtib). Teriakan itu didengar sekitar 100 anak buah Dapot yang tengah membongkar bangunan di lahan itu, di Jalan Cakung-Cilincing, Jakarta Timur. Puluhan dari mereka bahkan kemudian mengepung si wartawan. "Nggak bener kami ini jadi buldoser pengusaha swasta!" kata Dapot masih berteriak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo