Pabrik pelapis kertas dari lateks akan dibangun di Merak, Jawa Barat, Agustus depan. Pabrik pertama yang memproduksi lateks ini adalah milik PT Rhone-Poulenc Indolatex (RPI), sebuah perusahaan patungan Rhone-Poulenc dari Perancis dengan PT Aneka Kimia Raya. Berdiri di atas tanah seluas 10 ha, pabrik ini mulai berproduksi pertengahan tahun depan. Naskah kontrak karya telah diteken di Jakarta pekan lalu. Kedua perusahaan itu akan menanamkan US$ 20 juta (sekitar Rp 40 miliar). Rhone-Poulenc membiayai 60%, sisanya ditanggung Aneka Kimia Raya. ''Dari investasi itu, 70% disediakan oleh sindikat bank dari Perancis dan Amerika,'' kata Heryanto Adikoesoemo, Direktur Eksekutif Aneka Kimia Raya. Menurut Heryanto seperti dikutip harian The Jakarta Post setiap tahun RPI akan memproduksi 30.000 ton stryrene-butadine dan stryrene-acryl, yakni bahan baku untuk pelapis kertas (paper coating). Untuk stryrene, RPI membeli bahan bakunya dari dalam negeri, sedangkan bahan baku butadin didatangkan dari Korea Selatan, Singapura, dan Eropa Barat. Proyek ini, selain bisa menghemat devisa, 30% dari produksinya akan dipasarkan ke beberapa negara ASEAN. Selama ini Indonesia mengimpor paper coating 18.000 ton per tahun dari Australia, Jepang, Inggris, Taiwan, dan Korea Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini