Buah pinang dari Asahan, Sumatera Utara, kini naik gengsi. Tak kurang dari 50 ton pinang diekspor setiap bulan ke pelbagai negara di Asia, seperti Pakistan, India, Bangladesh, Singapura, dan Malaysia. ''Permintaan pasar sangat tinggi,'' kata A Ngau, 55 tahun, salah seorang eksportir. Padahal, ''potensi pinang Asahan sebulannya, ya, cuma 50 ton itu,'' kata Kepala Kantor Perdagangan Asahan, T. Anwar Azis, S.E., kepada TEMPO. Harga jual pinang kering dari petani kepada kolektor memang laku Rp 1.400 hingga Rp 1.500 per kilogram (bandingkan dengan harga cokelat yang Rp 1.200 per kilogram). Sementara itu, harga ekspor pinang kering sekitar Rp 1.600 per kilogram. Prospek pinang ini mulai cerah tatkala kerusuhan terus berkecamuk di Myanmar, yang selama ini memasok pinang untuk India, Pakistan, dan Bangladesh. Pemintaan pasar kian gencar sejak tahun 1991. Untuk mengantisipasi peluang ini, Kantor Perdagangan Asahan, bekerja sama dengan PT Arifindo Subur, membagi-bagi 40.000 batang bibit pinang secara gratis, dengan masa panen setelah enam tahun. Selama ini pinang memang tidak diperkebunkan, tapi ditanam sebagai pagar untuk rumah maupun tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini