Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia atau Perpadi, Billy Haryanto, mengungkap, kelangkaan stok beras kemasan 5 kilogram di sejumlah retail modern karena dibeli oleh calon legislatif atau Caleg menjelang Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin kan beras langka di retail diberitakan. Itu betul. Karena diserbu Caleg . (Beras kemasan) Yang 5 kilogram. Biasanya yang beli Jabodetabek Dapil-nya," ujar Billy dalam keterangannya di Pasar Induk Beras Cipinang pada Rabu, 28 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Billy menyebut, sebenarnya sejumlah Caleg ingin membeli beras di Pasar Induk Beras Cipinang atau PIBC. Namun, produsen beras tidak mampu memenuhi permintaan sejumlah Caleg tersebut karena waktu yang terbatas.
"Banyak yang mesan di sini Caleg itu, tapi enggak mampu produsen karena waktu enggak cukup, akhirnya beli di modern market," kata dia.
Billy mengungkap, ketika Caleg memborong beras di sejumlah ritel modern, pembatasan pembelian beras premium belum berlaku. Karena itu, sejumlah Caleg dapat membeli beras kemasan 5 kilogram dalam jumlah yang banyak.
Menurut Billy, pemesanan beras dalam jumlah besar itu sudah dilakuakn sejak awal masa kampanye. Namun, ia tak memastikan lebih lanjut apakah pesanan beras dalam jumlah besar itu dilakukan untuk kampanye.
Adapun Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia alias Aprindo sebelumnya mengakui peretail kesulitan memperoleh pasokan beras premium lokal kemasan lima kilogram. Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey menjelaskan penyebabnya.
"Keterbatasan suplai beras tersebut disebabkan saat ini belum masa panen yang diperkirakan terjadi pada pertengahan Maret 2024," ujar Roy dalam keterangan resminya kemarin.
Kelangkaan diperparah dengan dengan belum masuknya beras SPHP yang dikemas dan didistribusikan oleh Bulog. Harga eceran beras SPHP, yang kini sudah masuk di retail modern sendiri sebesar Rp 10.900 per Kg. Jauh di bawah harga eceran tertinggi beras premium reguler, yaitu Rp 13.900 per kilogram di Jawa.
YOHANES MAHARSO | ANTARA