Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Perjalanan Bank BRI yang Genap Berusia 129 Tahun

Tepat hari ini, Senin, 16 Desember 2024, Bank Rakyat Indonesia atau BRI genap berusia 129 tahun. Ini perjalanan panjang bank pemerintah ini.

16 Desember 2024 | 17.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, Senin, 16 Desember 2024, Bank Rakyat Indonesia atau BRI genap berusia 129 tahun. Badan usaha milik negara Indonesia yang menyediakan berbagai macam jasa keuangan ini didirikan pada 1895 silam. Kini, BRI telah menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia yang juga membuka cabang di beberapa negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perjalanan” Bank BRI dimulai dari Purwokerto era kolonial Belanda. Cikal bakalnya berawal dari De Poerwokertosche Hulpen Spaarbank der Indlandsche Hoofden, lembaga pengelola dana kas masjid yang dibentuk oleh R. Aria Wiraatmadja. Dana itu untuk disalurkan kepada masyarakat dengan skema yang sangat sederhana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari dokumen profil BRI di laman Bri.co.id, kemudian, pada 16 Desember 1895 secara resmi dibentuk Hulpen Spaarbank der Indlandsche Bestuurs Ambtenareen yang kemudian dikenal sebagai “Bank Perkreditan Rakyat” pertama di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bank tersebut banyak mengalami pergantian nama.

Pada 1897 berganti nama jadi De Poerwokertosche Hulpen Spaar-en Landbouw Credietbank (Volksbank) atau dikenal dengan “Bank Rakyat”, lalu pada 1912 jadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene, dan pada 1934 jadi Algemene Volkscredietbak (AVB). Pada masa pendudukan Jepang di 1942, AVB diubah jadi Syomin Ginko.

Setelah Indonesia merdeka, pada 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia mengubah lembaga ini menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI). Sejak itu, BRI menjadi bank pertama yang dimiliki pemerintah. Namun, pada 1960, seiring peleburan dari BRI, Bank Tani dan Nelayan (BTN) dan Nederlandsche Handels Maatschapij (NHM), bank ini sempat dinamai Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)

BKTN kemudian diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia pada 1965 dan namanya berubah lagi, menjadi Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BIUKTN) dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor-Impor. Lalu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1968, pemerintah menetapkan nama baru jadi Bank Umum.

Setelah berkali-kali berganti nama, seiring status hukumnya menjadi persero pada 1992, berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992, sejak saat itu bank ini kembali menggunakan nama Bank BRI dengan ejaan terkini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Pada November 2003, Bank BRI menjadi Perseroan Terbuka dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta-kini Bursa Efek Indonesia- dengan kode saham BBRI.

Pada 2007, Bank BRI mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi Bank Jasa Artha (BJA), yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank Syariah BRI. Unit Usaha Syariah BRI kemudian dipisahkan (spin off) dari Bank BRI dan digabungkan ke dalam PT. Bank Syariah BRI pada 1 Januari 2009.

Pada 11 Januari 2011, Bank BRI melaksanakan stock split yaitu pemecahan nominal saham yang semula Rp500 per saham menjadi Rp250 per saham. Stock split yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan memperluas penyebaran kepemilikan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia

Kemudian pada 3 Maret 2011, Bank BRI kembali melakukan corporate action dengan melakukan pendatanganan Akta Akuisisi dengan Dana Pensiun Perkebunan (Daperbun) untuk mengakuisisi dan menjadi pemagam saham pengendali bagi PT Bank Agroniaga Tbk.

Kemudian, bertepatan dengan hari jadi ke-116 tahun, pada 16 Desember 2011, Bank BRI juga melakukan corporate action penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara Bank BRI dengan Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co.Ltd (Hong Kong)

Pada 2013, Bank BRI menjadi yang pertama menyediakan layanan self-service banking di Indonesia melalui BRI Hybrid Banking. Kemudian pada 2014, Bank BRI menjadi Bank dengan jaringan ATM dan EDC terbesar di Indonesia dengan jumlah masing-masing 20.792 unit dan 131.204 unit.

Di tahun yang sama, tepatnya pada April, Bank BRI melakukan penandatanganan Kontrak Pengadaan Satelit dan Peluncuran Satelit BRI (BRIsat) dengan Space Systems/Loral (SSL) dan Arianespace. Nantinya Bank BRI akan menjadi Bank pertama dan satu-satunya di dunia yang mengoperasikan satelit sendiri.

Pada 2015, dalam rangka memperluas dan memperkuat jaringan bisnis perbankan di Asia, Bank BRI kembali menambah jumlah jaringan kerja konvensional melalui pembukaan kantor di jantung kota Singapura yang berlokasi di OUE Bayfront, 50 Collyer Quay, Singapura. Sebelumnya BRI juga telah memiliki beberapa unit kerja luar negeri di beberapa Negara, yakni BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch, Hong Kong Representative Ofce, dan BRI Remittance Hong Kong.

Inovasi lainnya yang tak kalah penting di 2015, Bank BRI menjadi satu-satunya bank yang mengoperasikan unit kerja dalam bentuk kapal yang dikenal dengan nama ‘Teras BRI Kapal’. Kapal tersebut dilengkapi petugas teller dan customer service serta petugas kredit mikro. Yang teristimewa, Teras BRI Kapal juga menghadirkan 1 unit ATM di atas kapal yang berfungsi selama 24 jam secara Online.

Bank BRI mengukir sejarah besar pada 2016, tepatnya 9 Juni. Bank BRI meluncurkan satelit bernama BRIsat yang menjadikan Bank BRI sebagai bank pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus