Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Persaingan Sengit Tiga Dompet Digital

Grab Holding Inc memperkuat ekosistem teknologi finansialnya di Indonesia dengan meningkatkan kepemilikan saham pada dompet digital OVO menjadi 90 persen.

6 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Pengguna membuka aplikasi OVO dengan latar logo Grab di Jakarta, 5 Oktober 2021. TEMPO/Nita Dian
Perbesar
Pengguna membuka aplikasi OVO dengan latar logo Grab di Jakarta, 5 Oktober 2021. TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Grab mengakuisisi 90 persen saham OVO.

  • Persaingan ShopeePay, Gopay, dan OVO akan semakin ketat.

  • Tokopedia mungkin akan menggunakan dompet digital Gopay.

JAKARTA – Grab Holding Inc berusaha memperkuat ekosistem teknologi finansialnya di Indonesia dengan meningkatkan kepemilikan saham pada perusahaan dompet digital OVO menjadi 90 persen. Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance, Nailul Huda, mengatakan aksi ini akan membuat persaingan dompet digital semakin ketat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kita akan melihat persaingan sengit antara ShopeePay, Gopay, dan OVO. Kompetisi akan mengerucut ke tiga dompet digital tersebut," ujar Huda kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia mengungkapkan bahwa sangat rasional jika OVO memilih menggandeng Grab, yang kemungkinan besar bekerja sama dengan Bukalapak. "OVO pun tampaknya sudah melihat jalan berpisah dengan Tokopedia (setelah Tokopedia merger dengan Gojek) karena platform e-commerce tersebut kemungkinan besar akan menggunakan dompet digital Gopay," Huda menuturkan.

Pengemudi Grab menunggu penumpang di Stasiun Palmerah, Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

Grab mengakuisisi saham PT Visionet Internasional (OVO), yang sebelumnya dimiliki oleh Tokopedia dan Grup Lippo. Saat ini pemegang saham terbesar OVO adalah Grab (82,5 persen), Tokyo Century Corporation (7,5 persen), dan PT Wahana Innovation Lestari (5 persen).

Sebelum diakuisisi Grab, Visionet merupakan bagian dari PT Bumi Cakrawala. Saham PT Bumi Cakrawala per Mei 2019 dimiliki oleh Grab (GP Network Asia Pte Ltd) sebanyak 41 persen, Tokopedia (PT Digital Investindo Jaya) 38 persen, Grup Lippo (PT Inti Anugrah Pratama) 10 persen, dan Tokyo Century Corporation 8 persen.

"Kami menyambut baik komitmen yang lebih besar dari Grab di OVO. Kami akan berkonsultasi dengan regulator untuk menyelesaikan proses restrukturisasi kepemilikan," kata manajemen OVO dalam pernyataan resmi, kemarin.

Pelanggan bertransaksi menggunakan OVO di Mal Ambasador, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

OVO juga menyatakan layanan dompet digital tersebut akan tetap hadir sebagai salah satu metode pembayaran di ekosistem Tokopedia dan Grup Lippo. Selain itu, OVO menyebutkan akan terus mengembangkan bisnis dengan dukungan dari pemegang saham dan sejumlah investor lokal yang akan segera masuk. Namun manajemen tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai siapa saja calon investor lokal tersebut.

Menurut Huda, saat ini perusahaan-perusahaan teknologi sedang giat membangun ekosistem masing-masing dengan menggandeng berbagai perusahaan penyedia layanan keuangan digital. "Hal ini berkaitan dengan adanya ekosistem GoTo (Gojek-Tokopedia) dan berkembangnya Shopee ke berbagai layanan. Jika LinkAja dan dompet digital lain tidak membangun ekosistem sendiri, mereka akan semakin tertinggal," ujarnya.

Huda mengimbuhkan, saat ini Grab Financial belum memiliki pangsa pasar yang luas di Indonesia. Pengguna OVO lebih banyak berasal dari layanan transportasi dan pemesanan makanan melalui Grab. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil survei perusahaan riset pemasaran, Kadence International Indonesia, yang menunjukkan bahwa OVO merupakan sistem pembayaran digital terpopuler untuk pemesanan makanan secara daring dan transaksi lain, seperti pembayaran ke toko daring dengan tingkat kesadaran merek mencapai 96 persen, disusul Gopay 95 persen, serta DANA 93 persen.

Riset daring Kadence yang digelar pada Juli 2021 tersebut melibatkan 1.000 responden di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang. Riset ini bertujuan meneliti pola perilaku pengguna aktif 14 platform pembayaran digital. Menurut Kadence, semua responden pernah menggunakan setidaknya 2-3 dompet digital dalam sebulan terakhir, antara lain, untuk pembelian pulsa, pemesanan makanan, belanja daring, pembayaran tagihan, dan pembayaran layanan transportasi. Survei itu juga mendata lima platform yang paling sering digunakan responden, yakni OVO (31 persen), Gopay (25 persen), ShopeePay (20 persen), DANA (19 persen), dan LinkAja (4 persen).

EVI ALVIYANI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus