Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero), Tbk. atau PTBA melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) bersama PT PLN (Persero) menandatangani amandemen Power Purchase Agreement (PPA) PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan 8 dengan kapasitas 2 x 620 MW.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ada perubahan karena kebutuhan listrik di Jawa dinilai sudah cukup, sehingga listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dialihkan untuk kebutuhan listrik Sumatera," ujar Sekretaris Perusahaan PTBA Subandi dalam keterangan tertulis, Kamis Malam, 19 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari megaproyek 35.000 Megawatt dengan PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Procedur (IPP) yang merupakan konsorsium PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Dalam amandemen PPA ini, ujarnya, terdapat beberapa perubahan dari rencana semula. Listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang semula akan dialirkan ke Jawa menggunakan High Voltage Direct Current (HVDC), kini dialirkan untuk Sumatera grid menggunakan jalur transmisi extra high
voltage 500 kV.
Termasuk dalam perubahan tersebut, HBAP juga akan membangun jalur transmisi dari PLTU Sumsel 8 ke gardu induk PLN DI Muara Enim sejauh 45 km. Adanya penambahan jalur transmisi ini juga menambah total investasi menjadi hampir mencapai US$ 1,7 miliar.
Selain terdapat perubahan transmisi dari sebelumnya ke Jawa menjadi Sumatera, teknologi yang akan digunakan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 pun mengalami perubahan. Sebelumnya,teknologi yang direncanakan untuk digunakan adalah sub critical yang kemudian berubah menjadi super critical sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan adanya penandatanganan ini, konstruksi PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 diharapkan dimulai pertengahan 2018, dengan konstruksi 42 bulan untuk unit I dan 45 bulan untuk unit II. Sehingga diharapkan mencapai commercial operation date pada 2021 untuk unit I dan 2022 untuk unit II.
CAESAR AKBAR