Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rachmat Pambudy Klaim Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Kurangi Ketergantungan pada Beras

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengemukakan program makan bergizi gratis berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap beras.

15 Januari 2025 | 17.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Rachmat Pambudy (kanan) meninjau dapur SPPG Khusus Wong Solo di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 15 Januari 2025. Dapur itu dikelola oleh Yayasan Bangun Gizi Nusantara selaku mitra Badan Gizi Nasional (BGN) dalam program makan bergizi gratis. TEMPO/Septhia Ryanthie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Boyolali - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengemukakan program makan bergizi gratis (MBG) akan mendiversifikasi pangan dan berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras di Tanah Air. Menurutnya, pelaksanaan menu makan bergizi gratis dapat menyesuaikan potensi dan selera pangan di masing-masing daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi program ini (makan bergizi gratis) pasti akan mendiversifikasi pangan dan kemungkinan besar akan mengurangi konsumsi nasi,” kata Rachmat kepada awak media seusai meninjau dapur Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Wong Solo 1 dan 2 di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 15 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengingat Indonesia kaya akan keragaman kuliner, Rachmat menyebut pelaksanaan program makan bergizi gratis dapat menyesuaikan potensi dan selera pangan di masing-masing daerah. Untuk bahan pokok beras sebagai sumber karbohidrat, menurutnya, dapat digantikan dengan sumber lain.

“Kalau suatu daerah potensinya sagu, ya sebaiknya sumber karbohidratnya sagu. Di Indonesia Timur yang tadinya makan jagung, kenapa tidak makan jagung? Toh jagung juga jauh lebih sehat dibandingkan sumber karbohidrat lain. Nanti juga ada ubi,” kata dia.

Sehingga, menurut dia, komposisi menu makan bergizi gratis tersebut di setiap daerah nantinya dapat diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori dan perhitungan dari ahli gizi secara cermat. “Tinggal nanti kepala gizi setiap dapur menentukan kecukupan karbohidratnya,” kata dia. 

Pemilik SPPG Khusus Wong Solo 1 dan 2 Puspo Wardoyo mengungkapkan untuk pasokan bahan baku makan bergizi gratis di dua dapur SPPG itu hampir semua bahan baku dibeli dari pemasok lokal, termasuk langsung dibeli dari produsen dan petani.

“Sayur-sayuran dan sebagainya dari sini (lokal) semua,” kata Puspo.

Puspo menambahkan untuk para pekerja di SPPG pun pihaknya merekrut tenaga kerja dari wilayah sekitar. "Pekerja per dapur ada 60 orang. Hampir semua orang sini,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus