Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan bahwa tarif penumpang transportasi bus dengan skema Buy The Service (BTS) atau Teman Bus masuk sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di kami sejak 31 Oktober tahun lalu sampai dengan per Juni 2023 minggu lalu, kurang lebih Rp 30-31 miliar pendapatan yang kami terima," ujar Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Tonny Agus Setiono di Gedung Cipta, Kemenhub, Jakarta Pusat, pada Selasa, 27 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tersebut berasal dari program Teman Bus yang dioperasikan di 10 kota di Indonesia, yakni Palembang, Medan, Bali, Surakarta, Yogyakarta, Makassar, Banyumas, Banjarmasin, Bandung, dan Surabaya. Program tersebut sudah berjalan sejak tahun 2020 dengan jumlah koridor 48, kendaraan 741 bus, sedangkan feeder atau angkot ada 111 unit.
Tarif Teman Bus di berbagai kota
Tarif yang diterapkan di berbagai kota itu juga berbeda-beda, mulai dari termurah di Yogyakarta Rp 3.600, sedangkan yang termahal Rp 6.200 di Surabaya. Adapun soal target pendapatan hingga akhir 2023, kata Tonny, Kemenhub belum menghitungnya.
“Karena nanti ada tarif khusus, tarif umum, kami coba lihat. Mungkin baru tahun depan kami coba targetkan berapa capaian untuk PNBP,” tutur Tonny. Dia juga menambahkan setiap harinya pendapatan itu yang disetor ke kas negara.
Pengguna kendaraan pribadi mulai beralih ke Teman Bus
Kemenhub juga mengungkap data bahwa ada perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum, khususnya ke Teman Bus. Data tersebut berdasarkan hasil survei pelanggan Teman Bus periode 1 Mei-8 Juni 2023 terhadap 20.735 pengguna di 10 kota.
“Shifting itu berpindah. Tahun ini ada 72 persen pengguna kendaraan roda dua (motor) kini menggunakan Teman Bus, sedangkan kendaraan roda empat (mobil) 23 persen,” ujar Tonny.
Teman Bus dianggap lebih nyaman dibanding kendaraan pribadi
Angka tersebut, menurut Tonny, meningkat di mana pada tahun lalu pengguna sepeda motor yang berpindah ke Teman Bus mencapai 61 persen. Sedangkan pengguna mobil 5 persen. Dia menilai, berdasarkan data itu orang sudah melihat bahwa menggunakan Teman Bus lebih enak.
“Lebih nyaman daripada naik sepeda motor terus, akhirnya berpindah naik Teman Bus. Berarti kan ada, lumayan. Bisa dicoba, apa keluhannya, apa enaknya sampaikan kepada saya,” tutur Tony.
Target penumpang Teman Bus
Banyaknya orang yang beralih menggunakan Teman Bus juga sejalan dengan data peningkatan pengguna. Kemenhub menargetkan peningkatan menjadi 76.080 penumpang tahun ini. “Sekarang itu dalam posisi sampai 31 Mei kemarin 64.041 penumpang,” ucap dia.
Penumpang pada 2020 pada saat awal operasi jumlahnya hanya 8.052, kemudian pada 2021 melonjak naik 275 persen atau 30.210, dan 2021 naik 141 persen 72.947. “Kita lihat perkembangan dari 2022 sampai saat ini cukup berfluktuasi,” kata Tonny.
Menurut dia, jumlah penumpang Teman Bus tidak bisa langsung 100 persen, karena harus dibatasi demi kenyamanan penumpang. Di Singapura, yang awalnya 94 persen kapasitas bus boleh dinaiki, kini diubah menjadi 85 persen. “Kalau desak-desakan kan enggak enak. Makanya ini berfluktuasi tapi kami punya target ada peningkatan,” tutur dia.
Selain itu, kata Tonny, jumlah penumpang masing-masing kota di mana program dilaksanakan juga fluktuatif. “Tergantung kotanya. Di Surabaya kenapa kecil? Di sana hanya satu koridor. Jadi memang perlu ada kolaborasi dengan pihak lain supaya penumpangnya naik,” kata Tonny.
Teman Bus mampu kurangi biaya transportasi masyarakat
Kemenhub lalu menjelaskan bahwa program Teman Bus mampu membuat masyarakat mengurangi biaya transportasi. Data tersebut berdasarkan data hasil survei kepuasan pelanggan BTS periode 1 Mei – 8 Juni 2023 terhadap 20.735 responden pengguna BTS di 10 kota.
Tonny menjelaskan bahwa program Teman Bus atau BTS memiliki tujuan untuk mengurangi biaya transportasi masyarakat. “Berkurang tidak sih? Ternyata berkurang 55 persen biaya transportasinya, penghematan biaya transportasi,” ujar di Gedung Cipta, Kemenhub, Jakarta Pusat, pada Selasa, 27 Juni 2023.
Menurut Tonny, dengan menggunakan bus, masyarakat yang sebelumnya naik sepeda motor atau mobil pribadi dan berganti ke Teman Bus secara rata-rata biaya transportasinya berkurang 55 persen. Sebenarnya, kata dia, berdasarkan survei ada yang hemat 30-50 persen, 50-60 persen, dan 60-70 persen.
“Tapi secara rata-rata itu 55 persen mengurangi beban biaya transportasi masyarakat. Tujuan tadi kami mencoba tercapai atau enggak sih. Ini kami ukur dengan melakukan survei,” tutur Tonny.
Keprihatinan kondisi perkotaan jadi dasar program Teman Bus
Tonny menuturkan, program Teman Bus didasarkan karena keprihatinan Kemenhub atas kondisi perkotaan di Indonesia. Menurut Tonny, jika melihat modal share atau jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan umum masih di bawah 20 persen. Berbeda dengan Singapura, Hong Kong, dan Tokyo yang sudah di atas 50 persen.
Tonny menilai kondisi tersebut disebabkan karena angkutan umum di Indonesia kurang baik sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. “Otomatis enggak mungkin kita naik karena lama, mahal, enggak pakai AC, sehingga berpindah pakai kendaraan pribadi baik motor maupun mobil atau sekarang ada angkutan online,” ucap dia.
Semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi itu tentu akan menimbulkan kemacetan di beberapa kota. Di balik kemacetan itu, Tonny berujar, ada kerugian untuk wilayah Jabodetabek itu Rp 65 triliun per tahun, sedangkan kota besar lainnya di Indonesia hampir Rp 12 triliun per tahun.
“Dari kondisi seperti ini, ada keprihatinan angkutan umumnya tidak bagus, tidak menarik. Nah Kemenhub mengeluarkan program Teman Bus,” ujar Tonny.
MOH. KHORY ALFARIZI