Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pengaktifan kembali atau reaktivasi jalur kereta api (KA) Rangkasbitung-Saketi-Labuan sepanjang 56,45 kilometer yang akan dimulai pada 2019, saat ini sudah memasuki tahap land clearing atau pembersihan lahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saat ini sedang dilakukan land clearing jalur kereta api yang sudah dijadikan fasilitas umum dan rumah warga. Kan itu aset pemerintah maka harus dibersihkan," kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Herdi Jauhari di Serang, selasa, 3 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Herdi mengatakan pembersihan lahan dilakukan mengingat jalur kereta api yang sudah puluhan tahun tidak aktif tersebut sudah banyak yang beralih fungsi menjadi fasilitas umum dan rumah-rumah warga. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten bersama kabupaten/kota terus melakukan upaya sosialisasi kepada warga terkait dengan land clearing tersebut agar berjalan lancar dan tertib.
"Kan pembangunannya akan dimulai 2019, kami dari pemprov dan kabupaten/kota berperan memberikan sosialisasi kepada warga bahwa jalur kereta api tersebut akan dibangun," kata Herdi.
Menurutnya, tahun ini Pemprov Banten bersama Kementerian Perhubungan akan memulai tahapan reaktivasi rel kereta api tersebut dengan pembebasan lahan karena di jalur tersebut sudah banyak bangunan-bangunan rumah dan lainnya.
Setelah pembebasan lahan dan relokasi warga, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi rel yang akan dimulai pada 2019 setelah selesai pembebasan lahan, sehingga diperkirakan pada 2021 kereta api jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuan yang sudah puluhan tahun berhenti akan kembali beroperasi.
Tidak hanya itu, kata Herdi, setelah 2021 dan selesai operasionalisasi, jalur kereta api tersebut akan dilanjutkan hingga ke Panimbang untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang dan juga ke Bayah di Kabupaten Lebak.
ANTARA