Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengutarakan pendapatnya setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif bea masuk atau dikenal tarif Trump. Wong mengatakan dampak besar bakal terjadi dalam tatanan perdagangan dunia dan dapat merugikan semua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam video berdurasi sekitar 5 menit Wong mengingatkan warganya bersiap karena globalisasi berbasis aturan dan perdagangan bebas telah berakhir. “Kita memasuki fase baru yang lebih sewenang-wenang, proteksionis, dan berbahaya” ucapnya seperti diunggah dari kanal Youtube Channel News Asia (CNA) dan The Strait Times.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Singapura dikenakan tarif 10 persen, atau lebih terendah dibanding negara lainnya, sehingga menurut Wong dampaknya terbatas untuk saat ini. Namun Wong menyoroti efek besarnya apabila negara lain mengadopsi pendekatan yang sama dengan AS yang meninggalkan sistem organisasi perdagangan dunia (WTO).
Sejumlah negara bisa saja berdagang hanya dengan persyaratan yang mereka inginkan. Hal ini akan menimbulkan masalah bagi semua negara. “Terutama negara kecil seperti Singapura. Kita berisiko terdesak, terpinggirkan, dan tertinggal,” ucap Wong.
Menurut dia, perdagangan dan investasi internasional akan mengalami pukulan besar dan pertumbuhan global akan melambat. Khususnya di Singapura karena ketergantungan negara tersebut yang besar pada perdagangan.
Ia menambahkan terakhir kali dunia mengalami hal seperti ini adalah pada era 1930-an. “Perang dagang meningkat menjadi konflik bersenjata dan akhirnya menjadi perang dunia kedua. Tidak ada yang bisa mengatakan bagaimana situasi saat ini akan berkembang dalam beberapa bulan atau tahun mendatang,” ucapnya.
Perdana Menteri Singapura itu memperingatkan warganya mewaspadai hal ini. Dia berpendapat bahwa langkah Amerika berisiko membuat institusi global semakin lemah dan norma-norma internasional semakin terkikis. Semakin banyak negara yang akan bertindak berdasarkan kepentingan pribadi yang sempit dan menggunakan kekerasan atau tekanan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. “Ini adalah kenyataan pahit dari dunia kita saat ini,” ucapnya.
Singapura menjamin tak bakal mengambil langkah balasan atau retaliasi. Namun Wong memaparkan negaranya akan tetap waspada dan memperkuat jaringan serta kemitraan dengan negara-negara yang memiliki pemikiran sama.
Dia menjamin Singapura bisa lebih siap dibandingkan negara-negara lain, namun tetap waspada menghadapi guncangan yang akan datang. “Stabilitas global yang pernah kita ketahui tidak akan kembali dalam waktu dekat. Kita tidak bisa berharap bahwa aturan yang melindungi negara kecil akan terus berlaku. Saya membagikan hal ini kepada Anda agar kita semua dapat bersiap secara mental,” ujarnya.
Pilihan Editor: Dampak Perang Dagang dan Tarif Trump ke Indonesia