Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

RI Kalah 'Perang' Ayam Lawan Brazil, PKS: 170 Ribu Peternak di Ujung Tanduk

Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan Riyono menyoroti kekalahan Indonesia di WTO dalam gugatan atas importasi ayam Brazil pada 2017.

9 Mei 2021 | 13.40 WIB

Ilustrasi peternakan ayam. Sumber: The Straits Times
Perbesar
Ilustrasi peternakan ayam. Sumber: The Straits Times

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan Riyono menyoroti kekalahan Indonesia di World Trade Organization (WTO) dalam gugatan atas importasi ayam Brazil pada 2017. Kekalahan ini membuat ayam dari Brazil dengan harga yang lebih murah terancam membanjiri pasar Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Saat ini ada 170.000 peternak lokal yang nasibnya di ujung tanduk, kebangkrutan sudah di depan mata," kata Riyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 9 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Riyono, kekalahan soal impor daging ayam ini akan berdampak besar bagi peternak lokal. Sebab, dunia perunggasan nasional saat ini dari hulu ke hilir hampir 80 persen juga sudah dikuasai oleh asing. "Ditambah serbuan daging ayam impor maka sudah tidak ada ruang peternak lokal untuk bisa hidup," kata dia.

Saat ini, ayam Brazil memang belum masuk ke Indonesia. Sebab, posisi terakhir pada pada fase pembahasan atas putusan Dispute Settlement Body (DSB) WTO. Penilaian kepatuhan dilakukan usai Indonesia kalah menghadapi gugatan Brasil atas kebijakan importasi daging ayam Indonesia.

“Kalau tidak meningkatkan daya saing, Brasil sudah di depan mata. Ini cuma persoalan kita masih banding aja. Banding masih belum selesai. Namun kalau melihat tren (harga) ini, akan tetap kalah (bersaing),” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra pada 20 April 2021.

Riyono pun menjelaskan bahwa potensi produksi daging ayam menurut BPS 2018 ada sekitar 3,3 juta ton. Sementara, estimasi kebutuhan nasional 3,05 juta ton per tahun.

Data ini, kata Riyono, memberikan keyakinan bahwa Indonesia tidak butuh daging ayam impor dari Brazil yang rawan membawa penyakit, seperti kasus 2018 ketika ditemukan daging ayam Brazil mengandung Salmonella. "Untuk itu, PKS meminta kepada pemerintah untuk bisa melindungi peternak lokal yang semakin tertekan dengan serbuan daging ayam impor," kata Riyono.

 

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus