Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
CEO Lawless Burgerbar Asia Sammy Bramantyo bercerita soal proyeksi bisnis di tengah kondisi perekonomian yang sulit.
Lawless berbagi makan burger gratis untuk sejumlah sekolah dasar.
Sammy Bramantyo membagikan rekomendasi jajanan di Blok M.
MENUTUP akhir tahun lalu, Lawless Burgerbar Asia meluncurkan merek dagang baru mereka: Koi No Yokan. Konsepnya berbanding terbalik dengan kedai Lawless Burgerbar yang gelap dan diiringi musik heavy metal. Gerai ini didominasi jendela kaca transparan sehingga memberi kesan terbuka dan ceria, dengan musik-musik Jepang dari pengeras suara.
Namun unsur metal yang menjadi ciri khas Lawless Burgerbar Asia masih melekat. Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Lawless Burgerbar Asia, Sammy Bramantyo, mengatakan nama kedai baru mereka terinspirasi oleh album band metal asal Amerika Serikat, Deftones, yang rilis pada 2012 dengan nama yang sama. "Koi No Yokan itu premonition of love. Jadi seperti jodoh yang belum ketemu, tapi kalau sudah ketemu pasti suka," ujarnya pada Jumat, 7 Februari 2025.
Peluncuran gerai ini menandai ekspansi Lawless Burgerbar Asia setelah 12 tahun bergelut dengan bisnis makanan khas Barat. Sammy sudah lama ingin mulai merambah bisnis makanan yang berbeda. Kesempatan bekerja sama dengan Po Noodle Bar mendirikan Iron Fist, restoran yang berfokus pada makanan Amerika dan Cina, memberikan momentum bagi perusahaan untuk melebarkan sayap.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo