Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Stabil, Inflasi dan Rasio Utang Rendah

Sri Mulyani mengatakan tingkat inflasi Indonesia lebih baik dari banyak negara dengan pendapatan tinggi.

2 Desember 2024 | 14.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi setelah pandemi. Di tengah gejolak perekonomian global, inflasi dan rasio utang pemerintah terjaga di level rendah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia, kata dia relatif lebih tahan terhadap berbagai guncangan, dibandingkan dengan lingkungan global jika diukur dari tingkat pertumbuhan. “Inflasi di Indonesia relatif lebih rendah bahkan dibandingkan dengan banyak negara dengan pendapatan tinggi,” ujarnya saat berpidato di pembukaan Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) Senin, 2 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendahara negara memaparkan tingkat inflasi berada pada level 2 persen. Bahkan saat ini di level 1,7 persen, sedangkan banyak negara yang masih masih berjuang menurunkan inflasi.

Pemerintah, kata dia, terus mempertahankan pengelolaan keuangan yang bijak sehingga Indonesia termasuk yang tercepat dan terpendek dalam konsolidasi fiskal pasca pandemi. “Dengan defisit yang dipertahankan di bawah 3 persen dan rasio utang terhadap GDP (produk domestik bruto) yang relatif rendah,” ujarnya.

Laporan Kinerja APBN yang dikeluarkan Kementerian Keuangan pada November mencatat rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) saat ini di kisaran 38,66 persen. Pemerintah menetapkan batas aman rasio sebesar 60 persen terhadap PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 

Sedangkan posisi utang pemerintah tercatat telah menembus Rp 8.560 triliun. IMF memproyeksikan rata-rata rasio utang terhadap PDB pada lima tahun pemerintahan Prabowo di kisaran 40 persen. Namun pada 2029 sedikit turun menjadi 39,57 persen. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, mengatakan itu merupakan proyeksi normal, karena bisa jadi ada faktor eksternal shock yang mungkin mengerek rasio utang seperti pandemi yang terjadi di era Presiden Jokowi.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus