Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Usul Pasar Modal Diajarkan ke Anak SD, BEI: Agar Bergeser dari Saving ke Investment Society

Direktur BEI Jeffrey Hendrik angkat bicara soal pentingnya literasi tentang pasar modal diberikan ke kelompok usia muda.

3 Januari 2025 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung melintas di depan papan tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik angkat bicara soal literasi dan edukasi terkait dengan pasar modal yang dinilai penting untuk diberikan pada kelompok usia muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia sepakat pentingnya edukasi soal pasar modal untuk menciptakan pergeseran (shifting) dari saving society menjadi investment society. Menurut Jeffrey, literasi dan edukasi itu sangat mungkin dimulai sejak sekolah dasar dan dilanjutkan hingga ke jenjang sekolah menengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sejak sangat muda, mereka (harus) paham dulu konsepnya. Sejak SD, SMP, SMA kelas-kelas awal, mereka paham tentang konsep investasi di pasar modal," kata Jeffrey di BEI, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025, seperti dikutip dari Antara.

Berikutnya, menurut dia, saat pelajar tingkat atas hingga mahasiswa telah memahami konsep pasar modal, maka langkah selanjutnya dapat diikuti dengan mengikutsertakan mereka dalam program inklusi untuk dapat menjadi investor atau pelaku pasar modal.

"Itu (literasi dan edukasi pasar modal yang diusulkan Menteri Keuangan) kami sepakat. Dan sudah kami lakukan dan akan terus kami lakukan," tutur Jeffrey.

Bahkan, kata dia, usai pandemi pada awal 2023, BEI telah mengundang siswa-siswa TK menjadi tamu pertama dalam pembukaan kembali Main Hall BEI setelah penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Pesan yang ingin kami sampaikan adalah, murid-murid TK inilah yang nanti akan menjadi investor pasar modal kita. Artinya, literasi terkait pasar modal memang harus dimulai sejak saat ini," ucapnya.

Sejak dua tahun terakhir, menurut dia, BEI telah mengadakan program literasi dan edukasi pasar modal kepada generasi muda tidak hanya di perguruan tinggi melainkan juga pada tingkat SMA.

Pada tingkat perguruan tinggi, BEI memiliki Galeri Investasi berupa penyediaan semua publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh BEI. Sedangkan pada tingkat SMA, BEI mengadakan Galeri Edukasi yang hingga saat ini berjumlah hampir 100 galeri edukasi yang ada di SMA-SMA seluruh Indonesia.

Lebih jauh, soal integrasi program literasi pasar modal ke dalam kurikulum masih harus dikoordinasikan terlebih dahulu oleh BEI dengan kementerian terkait.

"Tetapi, kalau dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sudah ada Learning Management System (LMS) yang ada di OJK yang kami gunakan juga, yang di situ juga sudah meng-cover sampai dengan tingkat yang sangat basic," kata Jeffrey.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan edukasi dan literasi pasar modal kepada masyarakat luas perlu untuk terus ditingkatkan. Pasalnya, hingga kini masyarakat yang berpartisipasi di pasar saham atau bursa efek masih relatif sedikit.

Ia pun bercerita dirinya sudah mulai mengenal pasar modal sejak usia muda. Yang terjadi saat ini, pengetahuan mengenai pasar modal seharusnya sudah diberikan bukan pada tingkat perguruan tinggi lagi, melainkan pada tingkat sekolah dasar, sehingga orang muda semakin akrab dengan bursa efek.

"Dan, ini hanya bisa dilakukan kalau kita juga bersama-sama (saling bekerja sama). Nanti masuk ke kurikulum, bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, Bendahara Negara itu juga mendorong adanya instrumen-instrumen investasi yang jauh lebih terjangkau atau affordable untuk masyarakat kecil sehingga mereka bisa ikut berpartisipasi.

"Kami, di Surat Berharga Negara (SBN) sudah membuat pecahan yang sangat kecil. Sehingga sekarang di dalam basis investor SBN itu, kita banyak menemukan pelajar dan mahasiswa sudah memulai beli SBN. Itu positif untuk kita semuanya. Saya berharap demikian juga dengan saham," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus