Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Susi Pudjiastuti Ajak Lulusan Kampus Jadi Pengusaha Perikanan

Menteri Susi Pudjiastuti mengajak sarjana baru menjadi pengusaha di bidang perikanan.

16 November 2017 | 15.34 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) bersama Duta Besar Amerika Serikat Joseph R Donovan Jr (kanan), melambaikan tangan saat acara Tutup Sasi Komoditas Lobster, di laut Desa Lonthoir, Pulau Banda Besar, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Minggu (22/10). Sasi adalah kearifan lokal di Kepulauan Maluku, yaitu berupa larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati, baik hewani maupun nabati. ANTARA FOTO/Embong Salampessy
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) bersama Duta Besar Amerika Serikat Joseph R Donovan Jr (kanan), melambaikan tangan saat acara Tutup Sasi Komoditas Lobster, di laut Desa Lonthoir, Pulau Banda Besar, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Minggu (22/10). Sasi adalah kearifan lokal di Kepulauan Maluku, yaitu berupa larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati, baik hewani maupun nabati. ANTARA FOTO/Embong Salampessy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak para lulusan baru untuk menjadi pengusaha di bidang perikanan. "Khususnya (pengusaha perikanan) di wilayah timur Indonesia," kata Susi dalam siaran tertulis KKP di Universitas Pasundan Bandung, Rabu, 15 November 2017.

Susi Pudjiastuti mengajak para akademisi untuk melakukan berbagai inovasi, guna mendorong perkembangan sektor kelautan dan perikanan di tengah persaingan global.

Guna mewujudkan hal tersebut, Susi Pudjiastuti meminta agar dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pada aturan maupun kurikulum pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman.

Ia menyayangkan masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang melaksanakan kurikulum secara kaku, tidak melakukan perbaikan atau evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan.

“Peraturan atau tatanan yang kita bikin masa tidak bisa berubah? Jangan-jangan karena peraturan kita menjadi alien di planet kita sendiri,” ujar Susi Pudjiastuti .

Menurut Susi sudah banyak insinyur asal Indonesia yang bekerja di berbagai belahan dunia untuk menciptakan teknologi yang lebih canggih. Susi Pudjiastuti menilai di Indonesia hal tersebut masih kurang.

“Pekerjaan konvensional akan hilang lebih cepat dan lebih cepat. Kita harus pakai teknologi dalam tatanan pendidikan kita sebelum terlambat,” kata Susi.

Susi Pudjiastuti juga meminta para akademisi untuk membantu memberikan pendidikan dan pemahaman terhadap masyarakat mengenai pentingnya menjaga kedaulatan dan keberlanjutan laut demi mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Ia berharap, semua pihak memiliki kepedulian dan empati untuk negara, memberantas kesenjangan dan mendorong pembangunan yang berkeadilan.


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus