Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tak Hanya Andalkan Teknologi, Dokter Juga Harus Terapkan Pendekatan Humanis

Ketua PB IDI mengatakan dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi kesehatan dalam menangani pasien tetapi harus dengan pendekatan humanis.

24 Oktober 2024 | 21.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Dr. dr. M. Adib Khumaidi Sp.OT, menekankan target gerakan rakyat Indonesia cinta dokter Indonesia dengan melakukan rebranding yang menjadikan IDI sebagai lembaga dengan basis sains dan membangun ikatan spiritual yang kokoh. Ia mengatakan dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi kesehatan dalam menangani pasien tetapi harus dengan pendekatan humanis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau di profesi kedokteran, tenaga kesehatan, kita mengelola pasien bukan seperti mesin tapi kita mengelola pasien itu sebagai human, sebagai manusia yang memang harus mendapatkan mulai dari gestur, komunikasi, sentuhan,” kata Adib dalam acara HUT ke-74 IDI di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedepankan layanan tradisional
Adib mengatakan teknologi kesehatan yang digunakan memang memudahkan cara kerja dokter. Namun, teknologi tersebut cukup digunakan agar diagnosis pasien lebih mudah. Ia juga mengatakan teknologi bukan sebagai penghasil pengetahuan baru namun hanya sebagai alat untuk pendekatan tindakan. Ini untuk menghindari sifat dokter agar tidak menjadi kaku dan tetap melakukan pendekatan edukasi kesehatan secara manusiawi.

“Tidak kemudian menjadi satu hal yang utama bahwa teknologi ini akan bisa membuat sebuah ilmu pengetahuan baru tapi hanya sebagai tools-nya saja,” jelasnya.

Adib mengatakan di era teknologi kesehatan ini dokter harus tetap mengedepankan pelayanan tradisional yang tetap memberikan pengalaman sentuhan humanis atau yang harus diberikan ke masyarakat. Ia mengingatkan dokter harus menempatkan pasien tidak sebagai obyek tapi juga sebagai subyek. Karena itu harus diubah paradigma dalam melayani pasien dengan komunikasi yang baik sehingga mengurangi risiko yang berkaitan dengan masalah disiplin dan masalah etik.

“Mari kita ajak semua dokter untuk kemudian semakin meningkatkan pelayanan dengan tetap mengedepankan dokter yang baik, yang kompeten, dan beretika,” kata Adib.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus