Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional tahun lalu baru mencapai 11,2 persen. Jumlah itu masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai dalam waktu empat tahun lagi.
“Kami punya target di 2025 untuk mencapai 23 persen, dan target ini sungguh cukup berat karena saat ini kami juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19,” katanya dalam acara Pekan Inovasi EBT Indonesia yang digelar secara virtual pada Selasa, 27 Juli 2021.
Kendati demikian, Arifin memaparkan, masih banyak potensi EBT di Indonesia yang belum dikembangkan. Salah satunya adalah pemanfaatan air laut untuk sumber energi arus laut yang memiliki potensi 17,9 gigawatt (GW).
Sebagian besar pemanfaatan EBT berasal dari energi hidro, panas bumi, dan bioenergi. Adapun pengembangan variable energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin dinilai masih perlu ditingkatkan.
Secara potensi, kata Arifin Tasrif, Indonesia memiliki 418 GW dari sumber-sumber EBT, namun pada tahun lalu kapasitas terpasangnya baru mencapai 10,4 GW.
“Jadi kita belum memanfaatkan energi kelautan dari sumber energi arus laut, sedangkan surya yang mendominasi potensi kita saat ini masih sangat kecil,” kata Menteri ESDM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini