Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Popularitas baterai LFP terus meningkat karena harganya murah.
Indonesia dinilai terlambat menyiapkan teknologi baterai kendaraan listrik alternatif.
Pemerintah menyebutkan baterai NMC belum tergantikan untuk segmen mobil tertentu.
JAKARTA – Penjualan produk turunan nikel Indonesia untuk bahan baku baterai kendaraan listrik terancam tergerus oleh bahan baku alternatif. Pada saat pengembangan ekosistem baterai berbasis nikel baru bergeliat di Tanah Air, sebagian produsen kendaraan listrik ataupun baterai kendaraan listrik justru mulai memakai baterai berbasis besi alias lithium ferro phosphate (LFP).
Direktur Utama PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan popularitas LFP terus meningkat karena harganya yang miring. “Baterai kendaraan listrik dari nikel lebih mahal 40 persen. Tapi pasarnya tetap bisa kami pertahankan,” ujarnya kepada Tempo, kemarin. IMIP adalah kawasan industri pengolahan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
International Energy Agency, melalui laporan berjudul Global Supply Chains of EV Batteries yang diterbitkan pada Juli 2022, memperkirakan permintaan baterai kendaraan listrik dunia menembus 3.500 gigawatt-jam pada 2030. Untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi itu dibutuhkan eksplorasi dari 60 tambang nikel secara global dengan rata-rata volume produksi 38 ribu ton per tahun.
Baterai berbasis nikel, mangan, dan kobalt (NMC) sempat menjadi sumber tenaga kendaraan listrik yang paling populer karena keunggulan densitas atau kecepatan pengantar dayanya. Sebagai pemilik 23 persen cadangan nikel di dunia, Indonesia turut menjadi pengembang NMC.
Seiring dengan berjalannya waktu, kata Alexander, teknologi baterai berbahan baku selain nikel berkembang. Produk yang akhir-akhir ini menjadi penantang utama baterai berbasis nikel adalah LFP. “Banyak yang menganggap besi paling cocok menjadi alternatif baterai berbasis nikel,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo