Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Terlihat Ceria, Ini Sebab Banyak Komedian Bunuh Diri Menurut Ahli

Tidak jarang komedian melakukan bunuh diri. Masyarakat mungkin akan bingung, mengapa orang dengan canda tawa mau mengakhiri hidup. Ini kata ahli.

21 Februari 2020 | 14.41 WIB

Robin Williams di film Good Will Hunting. (miramax)
Perbesar
Robin Williams di film Good Will Hunting. (miramax)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tak jarang kita menemukan kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para komedian. Sebut saja Robin Williams hingga Brody Steven, seluruhnya meninggal dengan cara menghabisi diri sendiri. Fakta itu sangat disayangkan, mengingat sebagai komedian, masyarakat lebih sering melihat mereka ceria penuh canda tawa. 

Dokter psikiater di Smart Mind Center Rumah Sakit Gading Pluit Andreas Kurniawan menjelaskan bahwa setiap orang pada dasarnya tentu memiliki beban tersendiri dalam hidup, tak terkecuali komedian. Sayangnya, para komedian memiliki tugas yang berat yakni membuat setiap orang terhibur dan tertawa.

Tidak disadari, mereka pun harus memendam rasa pedih dan depresi yang dirasakan. “Mereka terjebak dalam mekanisme untuk bekerja secara profesional sehingga mengorbankan sisi emosionalnya,” katanya saat ditemui dalam acara Humor Therapy di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2020.

Dengan tuntutan pekerjaan itu, tentu membuat para komedian sulit untuk berobat dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. “Salah satu pertimbangan itu termasuk ‘nanti kalau saya ketahuan dan citra tidak lucu lagi hilang, bagaimana?’ dan sebagainya. Padahal para ahli bisa membantu memecahkan masalah,” katanya.

Kondisi lain yang juga berhubungan dengan pekerjaan menambah beban pikiran dari para komedian. Peneliti di Institut Humor Indonesia Kini, Ulwan Fakhri menjelaskan bahwa para komedian tentu dituntut untuk terus lucu agar menghibur. Apabila mereka tidak bisa memberikan pertunjukan yang baik, itu pun menjadi beban tersendiri. “Mereka merasa gagal menjalani profesi sehingga depresi semakin berat,” katanya.

Sampai saat ini, Ulwan mengatakan bahwa belum ada cara efektif dalam menanggulanginya. Namun salah satu upaya yang bisa dikerjakan adalah membuat pikiran alternatif alias distraksi. Berdasarkan beberapa kajian studi, ini bisa membantu koping depresi dan masalah mental lainnya. “Contohnya melakukan hal positif seperti hobi bisa melepas ketegangan dari tekanan mental,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus