FIAT pekan ini come back ke Indonesia. Sesudah menghilang lebih dari satu dasawarsa, mobil Italia yang pernah menjadi status simbol -- itu, kini mencari peluang di pasar yang sudah dikuasai mobil-mobil Jepang. Mengaku sebagai "sedan kompak paling laku di Eropa", Fiat Uno digelindingkan untuk pembuka jalan. Ia dipujikan punya kharisma tersendiri, dengan rancangan bodi yang supradinamis, lekukan aerodinamis, hemat bahan bakar, cukup aman dengan kemampuan manuver yang tinggi. Nah! Tak salah lagi, baru Fiat-lah satu-satunya mobil kecil Eropa yang berani bersaing dengan mobil-mobil sejenis bikinan Jepang, seperti Toyota Starlet, Daihatsu Charade, atau Suzuki Forsa. Untuk itu, Fiat tak main-main. Belasan wartawan dan dealer mobil telah mereka undang, untuk menyaksikan pembuatan mobil itu di Italia. Dan Jumat pekan ini, beberapa direksi Fiat Group, yang khusus datang dari Italia, akan "membaptis" kembalinya mereka di pasaran Indonesia. "Kami yakin bisa kembali ke Indonesia, karena orang negeri Anda pernah menyenangi mobil-mobil kami," ujar Asisten Direktur Pemasaran Luar Negeri Fiat, Emanuele Garibaldi, kepada TEMPO di markasnya Turino, Italia. Fiat memang pernah sangat populer di Indonesia terutama tahun 1958-1965, dengan agen tunggal PT Daha Motor, milik pengusaha terkemuka Hasyim Ning. Tapi pada 1970-an, seiring dengan masuknya mobil-mobil Jepang yang desainnya lebih menarik, harga lebih murah, dan suku cadang lebih lengkap, Fiat pun tersisih. Setelah 1974, Fiat benar-benar menghilang dari pasaran mobil Indonesia. "Pak Hasyim Ning terlalu sibuk dengan macam-macam usaha dan urusan lain," ujar Martoglio, bekas perwakilan Fiat di Jakarta, dan kini penanggung jawab pemasaran Fiat Uno. Mungkin karena itu, untuk kembali menjadi "raja" di Indonesia, Fiat tak lagi mengandalkan bekas "raja" mobil Hasyim Ning, tapi memilih "raja" mobil masa kini, Grup Astra dengan anak perusahaannya, Federal Mobil. Kenyataan bahwa Astra banyak memproduksi mobil Jepang, tidak menghambat para eksekutif Fiat untuk mempercayakan bisnis si Uno pada mereka. "Satu-satunya pilihan terbaik bagi kami di Indonesia memang bekerja sama dengan Astra, yang kabarnya punya jaringan paling luas di sini," tambah salah seorang direktur pemasaran Fiat, Italo Mateuchi. Hasyim Ning mengakui, masa jayanya berakhir karena asumsi bahwa mobil-mobil Eropa tak akan terkalahkan. Tapi ia membantah bahwa runtuhnya kejayaan Fiat di Indonesia semata-mata akibat kelalaiannya. Menurut Hasyim, produksi Fiat pada 1970-an memang tak lancar akibat pemogokan buruh di Italia. "Kita pesan 100 mobil, yang bisa dirakit paling 40 mobil saja. Selain itu, onderdilnya tak cukup, kelupaan, atau salah kirim," ujar jago tua ini. Malah banyak suku cadang yang dikirim dalam keadaan berkarat. Begitu pula pengiriman onderdil untuk purnajual. "Kalau pesanan kita dilayani dalam waktu enam bulan saja sudah baik," katanya. Padahal, di saat-saat itulah industri mobil Jepang melebarkan sayapnya ke Indonesia, yang kemudian terbukti bisa menghalau hampir semua mobil Eropa dari jalanan di negeri ini. Untuk mengembalikan kejayaan Fiat, Hasyim tak menolak bekerja sama dengan Astra. Soalnya, PT Daha tak punya lagi tenaga-tenaga untuk memasarkan mobil itu. Kecuali itu, Grup Astra dikenal sangat berpengalaman melayani after sales service. "Sekarang Orde Baru, sih, Orde Lama sudah lewat. Kini kami hanya mengimpor, yang memasarkan Astra," kelakar Hasyim. Presiden Direktur Federal Mobil, Ridwan Gunawan, yakin bisa mengatasi berbagai kekurangan Fiat di masa lalu, termasuk soal suku cadang tadi. "Lho, kami selama ini 'kan produsen suku cadang. Masa, soal itu saja kami tak mampu," ujar Ridwan, yang berniat membuka harga Uno-nya Rp 26 juta. Harga itu di atas Daihatsu Charade, Suzuki Forsa, dan Toyota Starlet. Tapi Ridwan optimistis. "Target kami hanya 75 mobil per bulan. Kecil-kecilan dulu," tambahnya. Bagaimana persaingan dengan mobil-mobil kecil buatan Jepang? Ridwan tak cemas. Katanya, mobil Eropa punya keunggulan tersendiri. Dan Fiat Uno salah satu mobil terbaik di kelasnya di dunia, bukan hanya di Italia. Fiat Uno (bahasa Italia, artinya: nomor satu), dengan mesin 1.300 cc ini, adalah mobil paling laris di Italia, bahkan Eropa. Sejak tahun 1983, telah terjual sekitar 3,5 juta unit. Mobil yang pernah terpilih sebagai "Car of the Year", tahun lalu, menduduki peringkat pertama penjualan mobil di Eropa, dengan 655.159 unit. Akankah si Uno merebut tempat nomor satu juga di Indonesia? Belum tentu. Keunggulan Fiat di Eropa dimungkinkan oleh pasaran bersama Eropa (MEE), yang jelas melakukan proteksi ketat terhadap mobil-mobil Jepang. Di Italia, misalnya, mobil Jepang hanya diimpor sebanyak mobil Italia dibeli orang Jepang. Lagi pula, selera orang Indonesia terhadap mobil, selain aneh, juga sukar ditebak. Karni Ilyas dan Syafiq Basri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini