Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Sukarman menanggapi video viral para petani yang membagikan gratis hasil kebunnya bagi pengguna jalan di Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena para petani mengalami kelebihan stok. Keadaan itu diperparah karena para petani sayur biasa menjual hasil kebunnya di pasar kaget atau musiman. Namun akibat adanya corona pasar tersebut ditiadakan.
"Tapi itu karena beberapa daerah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jadi tutup (pasarnya)," kata dia kepada Tempo, 15 Mei 2020.
Sukarman mengatakan, Kementan telah menelusuri terkait penyebab bagi-bagi sayur gratis oleh para petani. Kata dia, paguyuban petani di Malang berjanji ke Kementan tak mengulangi tindakan tersebut.
Lebih lanjut, pihak pemangku kepentingan terkait daerah setempat telah berkomunikasi dan memberikan solusi kepada para petani untuk mengalihkan stok sayur-mayur ke Kawasan Perdagangan Suncity Biz di Sidoarjo, Jawa Timur.
Untuk ongkos angkut dari Malang ke Sidoarjo, kata Sukarman pun akan disubsidi oleh pihak pengelola Suncity Biz. "Jadi semua masalah sudah clear," ucapnya.
Adapun video viral itu terjadi tepatnya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Malang, Jawa Timur. Dalam video singkat itu terlihat para petani membagikan hasil perkebunannya kepada para pengguna jalan raya secara cuma-cuma hingga menyebabkan kemacetan jalan.
Video tersebut juga dibagikan oleh salah satu pengguna akun Twitter bernama @cholikk, Jumat 15 Mei 2020.
"Para petani di Desa Kedungrejo, Pakis - Malang ini juga terdampak pandemi sehingga komoditi hasil panen tidak bisa terdistribusi. Tapi mereka mengajarkan empati, meskipun kondisi mereka tidak lebih baik dari yang mereka bantu," tulis dia dalam akun Twitter pribadinya.
Hingga berita ini dibuat, unggahan video tersebut telah mendapatkan 34,6 ribu tanda suka, dan sekitar 18 ribu kali dibagikan.
EKO WAHYUDI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini