Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea dan Cukai, Nirwala Dwi Heryanto buka suara soal isu yang menyebut instansinya itu berupaya membersihkan citra dengan menawarkan kerja sama oleh salah satu TikTokers Tanah Air, Bima alias @awbimax.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam siaran persnya, Nirwala mengatakan bahwa Bea Cukai tidak pernah ada kontak atau tawaran kerja sama dengan TikTokers Bima. "Tidak juga pernah meminta agensi tertentu menggandeng yang bersangkutan untuk kerja sama," ucapnya, Senin, 6 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nirwala mengklaim bahwa instansinya tidak menggunakan jasa buzzer untuk mendiskreditkan opini masyarakat. Meski begitu, ia mengakui bahwa pernah bekerja sama dengan beberapa influencer dalam mengedukasi masyarakat perihal layanan kepabeanan dan cukai.
Menurut dia, tujuan dari kerja sama itu untuk memaksimalkan jangkauan publisitas dan menyederhanakan informasi agar lebih mudah dipahami masyarakat. "Layaknya organisasi lain yang memahami pentingnya peran media sosial dan influencer dalam membantu menyebarkan dan menyederhanakan informasi yang kami miliki, kami juga turut mengoptimalkan penggunaan fungsi-fungsi tersebut," kata Nirwala.
Sebelumnya, TikTokers Bima dalam akunnya membagikan tangkapan layar berisi pesan dari salah satu agensi yang ditunjuk Bea Cukai. Agensi itu menawarkan kerja sama kepada TikTokers Bima untuk membuat video kampanye.
"Campaign ini bukan seperti buzzer, lebih ke bagaimana POV (point of view) dari seorang KOL terkait pengalaman mereka yang berhubungan dengan Bea Cukai," tulis agensi itu dikutip dari unggahan TikTokers Bima.
Selanjutnya: Bima patok bayaran Rp100 juta per video
TikTokers yang kerap viral karena kritis terhadap pemerintah ini merespons tawaran kerja sama itu dengan mematok bayaran Rp100 juta per video. Dalam keterangannya terbaru, TikTokers Bima menyebut alasannya mematok harga selangit itu.
Ia tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi. TikTokers Bima curiga tindakan Bea Cukai yang menunjuk para sosok berpengaruh di media sosial ini untuk membersihkan citra instansi pemerintah yang belakangan jadi sorotan publik.
Apalagi, katanya, agensi yang ditunjuk Bea Cukai ini untuk brand awareness, bukan untuk crisis communication. "Lu pade semua agensi lu, termasuk Bea Cukai, jangan jadi penipu. Lu minta gue review jujur bisa sih, Kak. Oh, berdasarkan hasil review dari temen-temen yang lain, Bea Cukai ini isinya korupsi. Kandang korupsi," ujar TikTokers Bima merespons tawaran kerja sama tersebut.
Di kesempatan yang sama, setelah videonya viral, pihak agensi kembali menghubungi TikTokers Bima untuk menghapus postingannya. Namun, pendiri Bima Foundation ini menolak lantaran tidak ingin dicap sebagai penyebar berita bohong.
Dalam unggahan video TikTok-nya yang lain, Bima men-stitch video dari influencer bernama @baldtwins. Di cuplikan video @baldtwins itu, dia menjelaskan soal instansi Bea Cukai secara positif. Menurut TikTokers Bima, unggahan dari pemilik akun @baldtwins ini terkesan ada unsur endorsement.
Terlebih, menurut Bima, baru-baru ini dia juga mendapatkan tawaran kerja sama oleh Bea Cukai. "Mohon maaf ya Kak, di sini kan kakaknya bukan staf Bea Cukai ya. Cuma kenapa di sini statemennya kayak orang klarifikasi dari Bea Cukai? Gua minta maaf kalo agak-agak curiga dengan kreator yang ... aduh gua gak mau mention. Cair berapa, Bos?" kata Bima curiga.