Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wiyoto Wiyono dan Sedyatmo Jadi Nama Jalan Tol di Jakarta, Siapa Mereka?

Anda mungkin kerap melintas di jalan tol Wiyoto Wiyono dan Sedyatmo di lingkar jakarta. Siapakah kedua tokoh ini hingga namanya diabadikan?

22 Juli 2023 | 09.44 WIB

Prof Sedyatmo. wikipedia.org
Perbesar
Prof Sedyatmo. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Memakai nama tokoh untuk sebuah jalan merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa dan kontribusinya. Salah satunya jalan tol di Jakarta yang bernama Jalan Tol Wiyoto Wiyono untuk tol Cawang- Tanjung Priok. Penyematan nama tersebut digunakan sebagai penghormatan atas jasa dan kontribusinya pada pembangunan jalan tol pertama di Indonesia itu.

Selanjutnya, Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo penghubung DKI Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penamaan ini dibuat untuk mengenang tokoh Sedyatmo sebagai penemu pondasi cakar ayam yang dipakai di landasan bandara tersebut. 

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut profil keduanya.

Profil Sedyatmo

Mengutip dari p2k.unkris.ac.id, Sedyatmo merupakan insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah Indonesia. Ia lahir pada 24 Oktober 1909 di Karanganyar, Jawa Tengah. 

Sedyatmo adalah sosok pencetus konstruksi cakar ayam pada 1962. Seperti dijelaskan dari idxchannel.com, temuan tersebut menggunakan konsep dari pelat beton bertulang tipis dengan buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit menggunakan pelat beton dengan jarak 200-250 centimeter.

Alhasil, konstruksi Sedyatmo digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara Tni Angkatan Laut Juanda, dan Surabaya. Kemudian diterapkan pada landasan bandara Polonia, Medan, dan Soekarno-Hatta di Jakarta.

Pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini sempat mendapatkan banyak penghargaan baik nasional maupun internasional seperti Doctor Honoris Causa dari Institut teknologi bandung. Bahkan pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.

Tak hanya itu, pada 1969 ia juga pernah diangkat menjadi Chevalier de la Legion d'Honneur oleh Pemerintah Perancis. Serta diberi tanda jasa ‘Outstanding Contributions to Technological Knowledge’ karena keberhasilannya memimpin proyek Jatiluhur.

Profil Wiyoto Wiyono

Mengutip dari konstruksimedia.co.id, Wiyoto Wiyono merupakan dalang di balik pembangunan sejumlah jalan layang di Jakarta, termasuk tol layang Cawang-Priok yang dibangun pada 1985. Sebelumnya, pada pertengahan April 1979, Wiyoto menggaungkan perlunya pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

Wiyoto lahir pada 14 April 1943 di Mojokerto. Ia merupakan lulusan ITB angkatan 1968 dan jebolan University of Strathclyde, Glasgow, Inggris. Wiyoto sempat menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Perencanaan Jalan Kota Direktorat Jenderal Bina Marga. Saat itu, ia mencetuskan keharusan pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan di Jakarta yang semakin memburuk. 

Selain itu, Wiyoto juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Persero) PT Jasa Marga pada 1987. Kala itu, proses pembangunan jalan tol layang Cawang-Priok sudah berlangsung dan diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 291 miliar dengan masa pengerjaan selama 776 hari.

Kendati demikian, di tengah berlangsungnya pembangunan jalan tol Cawang-Priok, Wiyoto meninggal dunia. Ia meninggal pada 14 Desember 1988 dalam usia 45 tahun akibat serangan jantung. Alhasil, Wiyoto tak sempat melihat jalan tol Cawang-Tanjung Priok diresmikan.

Pilihan Editor: Mengenal Sedyatmo Penemu Pondasi Cakar Ayam yang Mendunia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus