Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

<font face=arial size=2 color=#FF6699><B>Dr. Sri Estuningsih, Ketua Tim Peneliti IPB:</B></font><br />Saya Tidak Bertanggung Jawab pada BPOM

3 Maret 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Telepon seluler Sri Estuningsih kebanjiran pesan singkat. Para pengirim pesan bertanya soal hasil penelitian yang menghebohkan itu. Dalam penelitian tim yang dipimpinnya ditemukan fakta susu formula dan makanan bayi yang beredar di pasar telah terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Bakteri ini sangat berbahaya. Bayi bisa terkena diare berdarah, infeksi peredaran darah, dan radang selaput otak.

Estu-panggilan ketua tim peneliti ini-dibanjiri pertanyaan apa yang harus dilakukan. Semula, dengan telaten, dia menjawab setiap pesan singkat yang mampir di ponsel. Selanjutnya, karena makin banyak, dia mengaku tak sanggup lagi. Sri memilih mematikan ponselnya. Apalagi tak semua senang dengan hasil penelitian itu. Bahkan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menuding ada udang di balik batu dari penelitian tersebut.

Untuk tahu lebih jauh tentang penelitiannya itu, Rika Panda Pardede dari Tempo bertanya langsung kepada ibu dua anak itu, Kamis pekan lalu, di kantornya di Bogor. Petikannya:

Penelitian ini sudah Anda lakukan sejak 2003, kenapa tidak dipublikasikan saat itu?

Dalam sebuah penelitian, saat mendapatkan sesuatu hasil tentu tidak berhenti di situ. Kami ingin lebih baik dari yang kami temukan pada awalnya. Semula, saya meneliti kandungan bakteri E coli, Salmonella, dan Shigella, yang memang biasa mengakibatkan diare pada bayi, tapi malah menemukan Enterobacter sakazakii yang lebih berbahaya.

Pada 2003, kami sudah mempublikasikan penelitian di jurnal International of Food Protection, namun waktu itu baru tahap penelitian. Yang dibahas sebatas kandungan bakteri pada makanan bayi. Tapi, hasil perkembangan penelitian setahun kemudian belum dipublikasikan, karena saat itu informasinya sudah jenuh.

Apa latar belakang penelitian Anda?

Sebagai dokter hewan, saya punya kompetensi meneliti kandungan susu formula, karena bahan dasarnya adalah susu sapi.

Tujuan penelitian Anda?

Sebagai peringatan. Mumpung belum ada kejadian bayi sakit akibat Enterobacter sakazakii.

Hasil penelitian pernah dibawa ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)?

Iya, saya pernah mempresentasikannya.

Tanggapan mereka?

Presentasi saya dianggap sebagai masukan, referensi, atau pekerjaan rumah. Hasil penelitian kami, saya kira, tidak dijadikan landasan bertindak BPOM. Saya juga tidak bertanggung jawab pada BPOM. Saya independen. Orang luar yang memberikan masukan. Mungkin saja masukan itu sudah ditindaklanjuti meski saya tidak tahu sudah sampai sejauh mana.

Soal sampel penelitian, Anda hanya menggunakan susu formula lokal?

Tidak. Bervariasi. Artinya, secara umum saya periksa semua yang ada di pasar. Hasilnya, semua produk yang kami teliti terdapat campuran Enterobacter sakazakii. Ada semua.

Apa saja mereknya?

Saya punya catatan, namun dalam penelitian saya hanya pakai nomor laboratorium. Sampel susu itu tidak memakai identitas merek. Ini untuk menghindari pengaruh hal-hal di luar penelitian. Bisa tidak obyektif lagi.

Karena tidak ada penyebutan merek, malah berbuah kekhawatiran. Apa yang Anda lakukan?

Saya harus memilah-milah. Artinya, saya mau membatasi tanggung jawab saya dari sisi ilmiah, karena saya berangkat dari penelitian. Masalah perkembangan lainnya saya kira biar saja berkembang. Saya kira akan ada penyelesaian nanti pada akhirnya.

Bila tidak ada tindakan, lalu apa gunanya penelitian ini?

Menurut saya, hasil penelitian ini bisa menjadi peringatan bahwa memang ada masalah seperti ini. Menurut saya, pihak yang berwenang dan memiliki kompetensi bisa menjadikan hasil penelitian seperti ini sebagai dasar pembuatan kebijakan. Ini untuk mengantisipasi potensi bahaya (akibat Enterobacter sakazakii) yang kemungkinan besar bisa terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus