Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesehatan anak adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama pada anak-anak dengan kondisi genetik tertentu seperti down syndrome.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Down syndrome adalah kondisi genetik yang terjadi akibat adanya salinan ekstra kromosom 21 pada individu. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif, tetapi juga berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan lainnya, yang dapat beragam tingkat keparahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun anak-anak dengan down syndrome memiliki kualitas hidup yang baik, mereka lebih rentan terhadap sejumlah kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus. Oleh karena itu, memahami kondisi kesehatan umum yang sering dialami oleh anak-anak dengan down syndrome sangat penting untuk memberikan perawatan yang optimal.
- Masalah Kesehatan Jantung
Dilansir dari MayoClinic, sekitar 50 persen anak yang lahir dengan down syndrome mengalami masalah jantung bawaan. Beberapa kondisi jantung yang umum ditemukan adalah cacat jantung kongenital yang dapat menyebabkan masalah serius, seperti peningkatan tekanan darah di paru-paru.
Jika tidak ditangani dengan baik, masalah ini bisa membahayakan kesehatan anak dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, tindakan medis seperti operasi jantung diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini, terutama pada bayi yang baru lahir.
- Tonus Otot yang Rendah (Hypotonia)
Anak dengan down syndrome biasanya memiliki tonus otot yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Dilansir dari massgeneralbrigham.org, kondisi ini dapat menghambat perkembangan fisik mereka, membuatnya lebih sulit untuk melakukan gerakan seperti berguling, duduk, merangkak, atau berjalan.
Selain itu, hypotonia juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses makan dan pencernaan, serta meningkatkan risiko sembelit. Oleh karena itu, terapi fisik yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak dengan down syndrome mencapai perkembangan motorik yang optimal.
- Gangguan Kognitif dan Kesehatan Mental
Meskipun anak-anak dengan down syndrome memiliki kemampuan belajar yang baik, mereka cenderung membutuhkan pendekatan khusus dalam proses pendidikan. Anak-anak ini dapat mengalami keterlambatan perkembangan kognitif, yang membutuhkan dukungan pembelajaran yang berkelanjutan.
Selain itu, masalah kesehatan mental juga lebih sering terjadi pada anak-anak dengan down syndrome. Beberapa di antaranya termasuk kecemasan, depresi, gangguan spektrum autisme, serta Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Pengawasan medis dan dukungan psikologis dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini.
- Masalah Penglihatan dan Pendengaran
Anak-anak dengan down syndrome lebih rentan mengalami masalah penglihatan dan pendengaran. Pemeriksaan mata secara rutin sangat penting untuk mengetahui apakah anak memerlukan kacamata. Begitu pula dengan pemeriksaan pendengaran untuk mendeteksi kebutuhan alat bantu dengar.
Masalah pendengaran yang tidak terdeteksi bisa berdampak negatif pada perkembangan bahasa dan komunikasi anak. Selain itu, beberapa anak dengan down syndrome mungkin mengalami kondisi medis seperti glue ear (pengerasan cairan di telinga tengah), yang dapat memengaruhi pendengaran mereka.
- Masalah Pencernaan dan Gigi
Anak-anak dengan down syndrome sering mengalami masalah pencernaan, termasuk kesulitan mencerna makanan tertentu. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah penyakit celiac, yang membuat anak-anak kesulitan dalam mencerna gluten.
Selain itu, mereka juga lebih rentan terhadap penyakit gusi dan pertumbuhan gigi yang lambat. Maka, pengawasan dan perawatan medis terhadap kondisi pencernaan dan kesehatan gigi mereka sangat diperlukan.
- Infeksi dan Sistem Imun yang Lemah
Salah satu tantangan kesehatan utama bagi anak-anak dengan down syndrome adalah sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah. Mereka lebih mudah terinfeksi berbagai penyakit, termasuk virus pernapasan seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV), pneumonia, dan flu.
Karena itu, vaksinasi yang tepat dan pemantauan kesehatan secara rutin sangat penting untuk melindungi mereka dari infeksi. Anak-anak dengan down syndrome mungkin juga memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh setelah terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, mereka bisa memerlukan perawatan rumah sakit lebih sering daripada anak-anak lainnya.
- Gangguan Tidur (Sleep Apnea)
Anak-anak dengan down syndrome berisiko lebih tinggi mengalami sleep apnea, yaitu kondisi di mana saluran napas tersumbat saat tidur, menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Ini bisa terjadi karena struktur tubuh mereka, seperti amandel atau adenoid yang lebih besar, dapat menghalangi jalan napas. Gejala sleep apnea termasuk mendengkur keras dan gangguan pernapasan saat tidur.
Jika tidak ditangani, sleep apnea dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk gangguan pertumbuhan dan masalah kardiovaskular. Pemeriksaan tidur dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk memastikan tidur yang berkualitas bagi anak-anak dengan down syndrome.
- Penyakit Tiroid
Beberapa anak dengan down syndrome mengalami gangguan tiroid, terutama hipotiroidisme, di mana tubuh memproduksi hormon tiroid yang terlalu sedikit. Gejala yang dapat muncul termasuk penambahan berat badan, kelelahan, dan kulit yang kering. Pengobatan dengan hormon tiroid dapat membantu mengatasi kekurangan ini dan memperbaiki kondisi kesehatan anak.
- Kejang dan Spasme Infantile
Anak-anak dengan down syndrome juga lebih berisiko mengalami spasme infantile, yang merupakan jenis kejang pada bayi. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera, karena jika tidak ditangani dengan cepat, kejang ini dapat memengaruhi perkembangan otak anak. Pengobatan anti kejang dapat membantu mengontrol spasme dan mencegah kerusakan tubuh jangka panjang.
- Masalah Kesehatan Lainnya
Dilansir dari nhs.uk, anak-anak dengan down syndrome juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan lainnya, seperti obesitas, masalah tulang belakang seperti ketidakstabilan atlantoaksial, serta gangguan neurologis seperti Alzheimer di usia yang lebih muda.
Pilihan editor: Anak-anak Belajar Membatik Peringati Bulan Peduli Down Syndrome