Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Down Sydrome Asal Yogyakarta, Piawai Mainkan Lakon Berat

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya.

15 Mei 2024 | 16.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tangan Rafa Kusuma Atma Wibowo tampak lincah memainkan wayang kulit di depannya. Cuplikan lakon Durna Gugur dibawakan bocah itu dengan sangat luwes dalam Festival Dalang Cilik Universitas Negeri Yogyakarta di Seyegan, Sleman Yogyakarta pada Ahad petang 12 Mei 2024 lalu.

Mengenal Rafa Kusuma, Dalang Penyandang Down Syndrome

Yang menjadi perhatian tak hanya lakon yang dibawakan bocah itu. Rafa sendiri merupakan penyandang down sydrome namun keterbatasan itu tak menjadi penghalang baginya. Meski tampak bocah, usia Rafa sesungguhnya menginjak remaja yakni 16 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Putra pasangan Ludy Bimasena dan Sri Wahyuni tersebut mulai menyukai wayang sejak umur tiga tahun saat orang tuanya membelikan compact disc wayang yang diambil per scene. Anak down sydrome diketahui tidak bisa melihat video dalam waktu lama. Pilihan videonya yang atraktif seperti tancep kayon, perang kembang dan sebagainya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebagai kultur orang Jawa kami ingin Rafa Kusuma punya kelebihan, karena penyandang down sydrome adalah peniru yang hebat” ujar Ludy, Rabu 15 Mei 2024.

Kebetulan, anaknya menyukai wayang karena sering melihat video. Ludy menyatakan pemilihan budaya Jawa berupa wayang karena bisa melatih motorik kasar dan halus, sinkronisasi pendengaran dan juga olah rasa. 

Memainkan Wayang Merangsang Kemampuan Berbicara

Ludy mengatakan anak down sydrome mengalami kesulitan bicara. Harapannya, dengan memainkan wayang dapat stimulasi untuk terpicu berbicara, sehingga wayang dapat menjadi media terapi bagi anak down sydrome.

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya. “Motorik kasarnya sangat bagus, untuk memutar gunungan sudah baik dimana tidak setiap anak bisa melakukannya” kata Ludy. Perkembangan tersebut karena musik gamelan dapat untuk olah rasa dan menghaluskan perasaan agar tidak emosional. 

Rafa belajar wayang secara otodidak melalui video wayang dan disediakan orang tuanya. Sri Wahyuni mengatakan sejak kecil ada terapi untuk anak down sydrome karena memiliki keterbatasan berkomunikasi.

“PR (pekerjaan rumah)-nya banyak sekali seperti melatih bicara, melatih ototnya, sehingga sejak kecil perlu pembiasaan,” kata Sri Wahyuni. Penyandang down sydrome kecerdasannya dibawah rata-rata maka anak down sydrome tidak mampu didik tapi mampu latih, sehingga dengan bermain wayang Rafa akan terus berlatih.

Warga Babadan Banguntapan Bantul Yogyakarta tersebut pertama kali tampil mendalang saat ulang tahun SLB Negeri Pembina. Kedua kalinya pada acara Wayang Cakruk Dinas Sosial DIY. 

“Pada tahun ini kami diterima untuk tampil special performance dalam Festival Dalang Cilik UNY. Kami ucapkan terimakasih pada panitia yang telah memberi kesempatan Rafa untuk tampil,” ujar Ludy. 

Wayang Kulit Sebagai Media Terapi

Keinginannya bahwa anak difabel juga dapat diakomodasi untuk tampil karena mereka punya kemampuan untuk itu. Ludy berharap wayang kulit dapat sebagai media terapi sepanjang hayat bagi penderita down sydrome, termasuk bagi akademisi agar bisa meneliti hal ini lebih lanjut.

“Seni budaya adalah hak setiap orang, walaupun punya keterbatasan down sydrome juga punya hak untuk berkesenian dan berkebudayaan” ujarnya. 

Menurut Ketua Pelaksana Festival Dalang Cilik UNY Agus Murdiyastomo apabila ada anak yang berbakat dan layak tampil namun penyandang disabilitas, panitia akan berusaha untuk melayani untuk pengembangan ketrampilan mereka. “Pengembangan ketrampilan motorik dan perkembangan mentalnya itu penting bagi mereka” kata Agus.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus