Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tekor, bangkrut, terlilit utang, atau dikejar-kejar penagih utang merupakan kasus yang banyak terjadi saat ini. Menjadi ironis bila hal itu akibat pembiayaan gaya hidup dan membeli gengsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Biaya gaya hidup masih relatif bisa dihitung dan dianggarkan. Tapi kala sudah dirasuki unsur gengsi maka tidak bisa diukur berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk menjangkaunya. Sebelum mengalami keruntuhan ekonomi, beberapa hal berikut sebaiknya dihindari:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Update
Gawai, perangkat elektronik, dan kendaraan adalah barang-barang yang memang perlu diperbarui secara berkala ketika terjadi kerusakan atau turunnya performa fungsional. Artinya, membeli atau memperbarui barang-barang tersebut haruslah atas alasan kebutuhan, bukan gengsi, dan titik tekannya terletak pada fungsi.
Keinginan untuk selalu update ponsel, kendaraan, atau barang elektronik hanya karena telah ada versi terbarunya dijamin tidak akan ada habisnya. Masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah bisa dipastikan akan berangkat menuju kebangkrutan bila berperilaku demikian.
Membanding-bandingkan
Gemar melirik harta benda tetangga atau rekan-rekan kerja lalu membandingkan dengan yang dimiliki, kemudian merasa iri dan ingin menyaingi, merupakan cikal-bakal perilaku konsumtif yang kelak sulit dihentikan. Orang yang selalu menginginkan apa yang dimiliki orang lain akan terjebak pada persaingan tidak sehat dan bersifat terus-menerus, bahkan bisa berurusan dengan pinjaman online atau jenis utang lain demi memenangi persaingan itu.
Diperbudak Gengsi
Tidak perlu mengabdi pada gengsi, apalagi jika harta masih bisa dihitung atau terbatas. Harga sebuah gengsi amat mahal untuk orang yang masih hidup dengan gaji dari bulan ke bulan berikutnya.
Ambisi untuk meraih gengsi akan menghilangkan kesadaran dalam membelanjakan uang dengan kadar yang tidak wajar. Gengsi yang berkerabat dekat dengan kebutuhan akan pengakuan dapat membuat orang mengerahkan segala upaya untuk membiayai gaya hidup agar bisa seperti orang-orang.