Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seberapa sering Anda mengecek kicauan orang di media sosial Twitter? Perusahaan Twitter mengapresiasi para pengguna yang secara aktif menciptakan konten dan persona yang tidak hanya unik tapi juga menginspirasi. Beberapa konten bahkan berhasil menggerakkan konsumen untuk peduli atas kampanye para brand dan mempersatukan berbagai komunitas. Apa yang dilakukan oleh individu, komunitas, dan brand di Twitter memiliki benang merah yaitu 'LIFE'. Bukan saja dalam terjemahan harafiah yang berarti 'kehidupan', #LIFEonTwitter menggarisbawahi bagaimana pengguna Twitter di Indonesia mendengarkan konten yang otentik , menginspirasi sesama , menemukan beragam ide baru, dan mengikutsertakan pengguna lain dalam percakapan yang menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lalu apa saja jenis konten yang dicari dan digemari pengguna Twitter? Beberapa individu, komunitas, dan brand berbagi tips terkait hal tersebut di acara #LIFEonTwitter. Berikut ini adalah tiga jenis konten yang menurut mereka banyak mendapatkan reaksi / disukai pengguna Twitter di Indonesia seperti dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 30 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Konten yang relevan dengan brand, tapi tidak hard-selling
Sekitar 87 persen pengguna Twitter mengikuti akun resmi dari brand. 59 persen pengguna Twitter dan 56 persen pengguna media sosial secara umum dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang menunjukkan pola interaksi dua arah antara brand dan pengguna Twitter.
Bagaimana sebuah brand mengkomunikasikan produk dan layanan mereka di Twitter tanpa terjebak dalam hard-selling yang menjemukan? Tokopedia (@tokopedia) dan Traveloka (@traveloka) seringkali memanfaatkan beragam fitur di Twitter seperti Twitter Poll dan emoji yang dirangkai dalam gaya bahasa informal dan terkadang berbalut humor yang ‘receh.’
Tokopedia (@tokopedia), misalnya, memanfaatkan fitur tagar dengan baik dan berhasil mempopulerkan kampanye mereka dengan fokus menggunakan tagar #MulaiAjaDulu dan #MauMulaiApaLagi yang memotivasi konsumen untuk berusaha mencari jalan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam hidup.
“Besar pasak daripada tiang” menjadi peribahasa yang tepat kalau kamu memenuhi gaya hidup kekinianmu tanpa mempertimbangkan masa depan. Makanya, #MulaiAjaDulu manajemen finansialmu untuk masa depan dengan reksa dana Tokopedia!#MauMulaiApaLagi pic.twitter.com/8pZ5zGirEJ
— Tokopedia (@tokopedia) September 20, 2019
Melalui akun Twitternya, Traveloka (@traveloka) berhasil menggambarkan bahwa travelling tidak melulu mengenai tempat baru. Lebih pentingnya lagi, travelling merupakan apa yang didapatkan di tempat baru tersebut seperti berbagai ragam makanan dan aktivitas yang dapat mempererat hubungan antar teman dan saudara.
Di Bandung ada tempat lucu buat nongkrong dengan suasana vintage kayak gini!
— Traveloka Indonesia (@traveloka) September 12, 2019
Aaaaa gemas pic.twitter.com/EsjrCADi09
2. Konten edukatif dengan bahasa yang mudah dimengerti
Berbeda dengan brand, dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian), Wikipedia Bahasa Indonesia (@idwiki), dan Historia (@historia_id) adalah akun di Twitter yang menyajikan konten edukatif. Ketika medium belajar tidak lagi terbatas oleh ruang kelas dan buku pelajaran, Historia (@historia_id) berhasil menghadirkan pelajaran sejarah di Twitter dan mengajak generasi digital untuk mengenali beragam momen dan tokoh penting dalam sejarah bangsa ini - selain juga menyajikan beragam fakta sejarah menarik dari mancanegara.
Selalu saja ada yang bertanya siapa yang paling asli di antara yang asli? Dan selalu saja ada yang mengaku paling pribumi dari yang lain. Seberapa Indonesiakah kamu? Cari jawabannya dengan bergabung dalam proyek DNA Asal Usul Orang Indonesia. Klik link ini https://t.co/mAijOvqUTR pic.twitter.com/QVZVoYLOUr
— Historia (@historia_id) August 28, 2019
Sementara itu, dengan semboyan “Bebaskan Pengetahuan,” akun Wikipedia Bahasa Indonesia (@idwiki) menghadirkan berbagai konten ilmu pengetahuan umum, yang juga diselingi cuitan humoris bermuatan pelajaran. Dengan muatan konten ilmu pengetahuannya yang bersifat timeless, tidak heran cuitan dari akun ini menghasilkan engagement yang tinggi.
c
Beda penggunaan meterai Rp. 6.000,00 dan Rp. 3.000,00:
— Wikipedia bahasa Indonesia (@idwiki) September 11, 2019
- Meterai Rp. 6.000,00 digunakan untuk dokumen yang nilainya > 1 juta rupiah.
- Meterai Rp. 3.000,00 digunakan untuk dokumen yang nilainya di atas 250 ribu hingga 1 juta rupiah.
- Dokumen < 250 ribu tak perlu meterai.
Dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) adalah salah satu pakar medis yang rajin berbagi tips terkait kesehatan mental dan pesan-pesan motivasi kehidupan. Cuitan dari psikiater muda ini digemari karena berhasil menyampaikan pesan-pesan penting terkait psikologi menggunakan bahasa yang luwes dan mudah dimengerti.
Kamu sering menyesali masa lalu dan berharap mengubahnya? Merenung dan berharap masa lalu dapat diubah, itu sia-sia kawan.
— dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) September 20, 2019
Ketika keinginan mengubah masa lalu itu datang, belajarlah menyadari ada hal hal yang tidak bisa kita ubah. Kalau kata orang jawa, nerimo
3. Konten humoris yang relevan dengan keseharian pengguna
Victor Kamang (@vctrkmg) dan Andi Hiyat (@andihiyat), yang kontennya sering viral di Twitter, mengedepankan humor yang relevan dengan pengguna. Tak jarang cuitan-cuitan mereka dihubungkan dengan isu / topik terkini yang sedang menjadi pembicaraan online dan offline.
Victor yang juga berkarier sebagai pengacara, menggunakan Twitter untuk menyampaikan pendapatnya tentang beragam isu terkini. Cuitan-cuitannya juga diselingi dengan lawakan menggelitik, yang membuat kontennya banyak mendapatkan engagement dari warganet.
Ngasi penjelasan logis ke orang bodoh: ada kemungkinan dia jadi pinter
— v c t r k m n g (@vctrkmng) December 2, 2016
Ngasi penjelasan logis ke orang bebal: sampe lebaran kuda nda kelar.
Sedangkan Andi Hiyat lebih sering mengedepankan cuitan-cuitan sendu terkait kisah percintaan. Konten yang ia cuitkan juga seringkali menjadi perbincangan karena dirasa relevan dengan kehidupan sehari-hari pengguna di Twitter.
Cerita horor paling serem
— andi (@andihiyat) August 29, 2019
KKN
Kenalan, Ketemuan, Ngilang
Apakah konten twitter Anda sudah mengikuti ramuan ini?