Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

4 Manfaat Kesehatan Saat Tubuh Berkeringat

Berkeringat merupakan cara alami tubuh melakukan pendinginan. Ketika suhu internal naik, kelenjar keringat melepaskan air ke permukaan kulit.

1 Juni 2022 | 23.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keringat selalu muncul dalam aktivitas fisik. Mengutip Healthline, berkeringat merupakan cara alami tubuh melakukan pendinginan. Ketika suhu internal naik, kelenjar keringat melepaskan air ke permukaan kulit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat keringat menguap akan mendinginkan kulit. Ketika suhu internal naik, kelenjar keringat melepaskan air ke permukaan kulit Mengutip National Center for Biotechnology Information, suhu inti tubuh dikontrol secara ketat. Meskipun sedikit perubahan suhu tubuh inti terjadi setiap hari. Ini tergantung variabel seperti ritme sirkadian (siklus tidur) dan menstruasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika tubuh seseorang tak mampu mengatur suhunya, maka rentan berakibat masalah kesehatan. Fungsi tubuh itu berkaitan suhu ideal. Suhu internal inti tubuh normal 36 derajat Celsius hingga 37 derajat Celsius.

Manfaat berkeringat

  1. Detoksifikasi logam berat

Kandungan logam berat dalam keringat dan urine menandakan saat buang air kecil berkeringat merupakan cara alami tubuh melakukan  detoksifikasi.

  1. Eliminasi BPA

Bisphenol A (BPA) merupakan bahan kimia industri yang digunakan dalam pembuatan resin dan plastik. Mengutip Mayo Clinic, paparan BPA memiliki efek kesehatan terhadap otak dan perilaku dengan kemungkinan hubungan peningkatan tekanan darah. Keringat termasuk jalur penghilangan BPA yang efektif.

  1. PCB

Poliklorin bifenil (PCB) merupakan bahan kimia organik buatan manusia yang terbukti menyebabkan efek yang merugikan kesehatan. Merujuk publikasi ISRN Toxicology, keringat berguna menghilangkan PCB dari tubuh.

  1. Mengeluarkan bakteri

Glikoprotein dalam keringat mengikat bakteri membantu mengeluarkan dari dalam tubuh. Tinjauan itu menyerukan penelitian lebih lanjut tentang adhesi mikrob dalam keringat dan dampaknya terhadap infeksi kulit.

Meski begitu, berkeringat juga perlu keseimbangan sesuai dengan suhu tubuh. Menurut publikasi National Center for Biotechnology Information, ketika kemampuan tubuh untuk pengaturan suhu terganggu bisa mengakibatkan timbulnya panas atau hipertermia. Jika terlalu dingin makan kondisinya hipotermia.

KAKAK INDRA PURNAMA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus