Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Topik seputar kanker tenggorokan tengah menjadi perbincangan publik setelah ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomihardjo, wafat pada Rabu, 25 Maret 2020. Ia mengembuskan napas terakhir usai berjuang melawan penyakit tersebut selama beberapa tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan banyaknya informasi yang beredar tentang kanker tenggorokan, Anda pun wajib membekali diri dengan pengetahuan yang akurat dan benar. Agar tidak salah, berikut adalah empat mitos dan fakta terkait kanker tenggorokan, seperti dilansir dari situs EE Health dan Cancer Center.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mitos pertama: Anak muda tidak perlu khawatir dengan kanker tenggorokan
Anda mungkin tahu bahwa kanker tenggorokan umumnya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Ini disebabkan oleh pertumbuhan kanker yang sangat lambat. Meski begitu, bukan berarti anak muda tidak berisiko sehingga dapat menyepelekan kanker tenggorokan karena salah satu pemicu penyakit ini adalah infeksi HPV yang terjadi akibat hubungan seks bebas. Jadi, jika anak muda sering berganti pasangan dan melakukan hubungan badan, risiko terjangkit penyakit ini pun juga tinggi.
Mitos kedua: Hanya perokok yang berisiko tinggi untuk terjangkit kanker tenggorokan
Merokok memang meningkatkan risiko kanker tenggorokan berkali lipat. Namun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, HPV juga bisa membuat Anda kemungkinan terjangkit penyakit ini. Selain merokok dan HPV, faktor-faktor lain seperti suka minum alkohol berlebihan, bawaan genetik, imunitas tubuh yang lemah, konsumsi makanan yang kurang bergizi, juga bisa memicu kanker tenggorokan.
Mitos ketiga: Tidak ada yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko kanker tenggorokan
Sebagian besar penyebab kanker tenggorokan adalah gaya hidup yang tidak baik. Sedangkan hal tersebut sangat bisa diperbaiki sehingga risiko kanker tenggorokan pun mungkin untuk diminimalkan. Beberapa hal yang bisa dilakukan termasuk berhenti merokok, menghindari alkohol, berlatih menjalankan hubungan seks yang aman, dan makan lebih banyak sayuran, seperti brokoli, kembang kol, dan kubis.
Mitos keempat: Mengidentifikasi kanker tenggorokan sangatlah mudah
Seringkali kanker mulut atau tenggorokan dapat bermanifestasi di tempat-tempat yang sulit untuk diperhatikan, seperti selaput mulut, pangkal lidah Anda, kelenjar getah bening dan amandel. Sehingga, menjalankan kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting untuk mendeteksi masalah apa pun. Terlebih jika ada gejala-gejala seperti suara serak, mulut atau tenggorokan yang benjolan, bercak putih atau merah pada lidah, gusi, amandel atau lapisan mulut, sulit menelan dan seolah ada makanan yang tersangkut di tenggorokan.