Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

5 Etika Makan Pasta di Italia, Jangan Pernah Potong Spageti

Etiket ini tak hanya akan membantu lebih menikmati pasta, tetapi juga untuk menghindari pandangan tidak suka dari orang Italia.

9 Oktober 2023 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi spageti (PIxabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika memesan pasta di Italia, ini bukan berarti hanya makanannya, melainkan keseluruhan pengalaman yang disertai dengan seperangkat aturan yang tidak boleh dilanggar atau diolok-olok. Italia adalah pusat etiket sejak masa Renaissance Eropa. Jadi, Italia tampaknya menjadi polisi etiket, terutama dalam hal makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika ke Italia, jangan lakukan kesalahan saat memesan pasta di restoran. Etiket ini akan berguna tidak hanya untuk lebih menikmati makanan Italia, tetapi juga untuk menghindari pandangan tidak suka dari orang Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inilah aturan utama yang perlu diketahui sebelum memulai petualangan kuliner di Negeri Pisa, dilansir dari tastingtable.com.

1. Jangan potong spageti

Jika disuguhi sepiring besar spageti yang diidamkan, jangan keburu nafsu ingin memakannya buru-buru. Berhati-hatilah karena memotong spageti adalah kesalahan etiket terbesar di restoran Italia. Makanan seharusnya disantap secara perlahan agar bisa menikmati setiap gigitan. Selain itu, pemotongan mengganggu keharmonisan hidangan. Jika dimaksudkan terasa lebih pendek, spageti akan dibuat lebih pendek sejak awal.

Jangan gunakan sendok untuk mengambil spageti dari piring. Gunakan garpu, tempelkan di tengah piring, dan memutarnya hingga dikelilingi spageti yang padat. Itu akan memudahkan membawanya ke mulut dengan anggun tanpa menumpahkan saus ke mana-mana atau menyeruputnya.

Satu lagi, jangan berharap untuk memakan spageti di piring datar. Umumnya spageti akan disajikan di piring sup karena pinggirannya yang membulat akan membantu menjaga saus tetap terkumpul saat memutar garpu.

2. Ambil sisa saus dengan roti

Hal lain yang tidak disukai orang Italia adalah terlalu banyak saus di piring. Restoran yang bagus tidak akan menyajikan pasta bermandikan saus, tapi dalam jumlah yang cukup untuk melapisi pasta dan memberi rasa. Meski begitu, sebagian saus kemungkinan besar akan tertinggal ke sisi piring. Jangan mengambilnya dengan jari atau sendok, ambil dengan "scarpetta" atau sepotong roti yang biasanya diletakkan di meja.

3. Tidak semua bisa ditambahkan keju parmesan

Paramesan dapat ditemukan di banyak restoran Italia, baik diparut langsung ke piring atau terpisah. Tapi tak semua hidangan bisa ditambahkan parmesan karena rasa dan teksturnya yang kuat bisa merusak hidangan. 

Pasta dengan saus yang kuat dan beraroma seperti marinara, Bolognese, dan variasinya, bisa. Tapi makanan yang mengandung bahan khusus seperti truffle, dengan rasa unik, sebaiknya tidak diberi tambahan parmesan. Jenis pasta lain yang tidak cocok dengan parmesan di Italia adalah hidangan makanan laut, seperti spageti dengan kerang atau ikan. 

4. Pasta sebagai hidangan pertama

Di negara lain, pasta mungkin menjadi menu hidangan utama. Tapi di Italia, pasta sering kali menjadi makanan pertama sebelum daging. Porsinya juga lebih kecil, tak perlu meminta porsi tambahan. Setelah pasta, biasanya orang akan memakan roti "scarpetta". Jangan sampai keburu kenyang sebelum hidagan kedua datang.

5. Jangan mengeluh jika disajikan pasta al dente

Pasta "al dente" sering kali dianggap sebagai tingkat kematangan ideal untuk hidangan pasta. Artinya, pasta tersebut cukup empuk untuk dimakan dengan nyaman, namun tidak terlalu lembek. Dengan kata lain, pasta al dente perlu gigitan agak kuat, jadi jangan mengeluh. Lagi pula, US News melaporkan bahwa pasta al dente mengandung indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan pasta yang lembek dan terlalu matang. 

6. Ketahui macam-macam pasta

Hidangan pasta di menu Italia terkadang sulit dikenali. Ada 44 jenis pasta yang harus diketahui, meskipun sebenarnya Italia punya lebih dari 300 jenis pasta. Selain nama-nama yang umum seperti spageti, lasagna, penne, makaroni, ada juga yang namanya jarang didengar seperti strozzapreti. Ini adalah bentuk pasta unik yang namanya mengacu pada istilah yang secara harfiah berarti "pencekik pendeta". Nama ini ada sejarahnya. Dulu ketika Italia bukan sebuah negara melainkan gabungan negara-negara kepausan, kadipaten, dan kerajaan, para pendeta akan pergi dari rumah ke rumah untuk memungut pajak dan menuntut agar mereka diberi makan. Jika tidak, mereka akan menyita persediaan telur sebuah rumah tangga. Pasta ini, yang dibuat tanpa telur, dirancang dengan harapan bentuknya yang berbelit-belit akan mencekik para pendeta pencuri ini.

Macam-macam pasta (Pixabay)

7. Jangan bungkus pasta

Pengunjung diharapkan tiba di restoran dalam keadaan cukup lapar untuk menghabiskan sepiring penuh pasta atau apa pun yang dipesan. Oleh karena itu, jangan berharap bisa membawa pulang makanan jika alasannya tidak dapat dihabiskan. Hidangan yang disajikan di restoran disajikan dengan sempurna, dimasak dengan sempurna dalam hal rasa dan tekstur, dan jika dibawa pulang, apalagi jika dipanaskan, akan merusaknya. 

8. Kenali macam-macam saus

Memesan menu asing dalam bahasa asing terkadang sedikit menyulitkan. Namun, karena popularitas makanan Italia di dunia, beberapa saus pasta sudah bisa dikenali. Tapi di kadang kala suatu negara membuat kreasi saus sendiri yang mungkin agak asing di Italia. Tapi jika tidak bisa mengingat semuanya, tanyakan saja pada pelayan saus yang paling banyak dipesan, sudah pasti itulah yang terenak. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus