Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menuju pengujung akhir tahun, era generasi Alpha akan berakhir pada 2024. Sebentar lagi akan memasuki 2025 yang menjadi tahun dimulainya generasi baru, yaitu generasi Beta. Generasi Beta adalah anak-anak yang lahir pada 2025-2039.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari McCrindle, generasi Beta adalah anak-anak yang dilahirkan dari orang tua generasi Y (milenial) yang lebih muda dan generasi Z yang lebih tua. Generasi Beta nantinya akan hidup berdampingan dengan teknologi yang telah maju berkembang, dunia digital, dan fisik akan berjalan mulus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika pada Generasi Alpha telah mengalami kebangkitan teknologi dan kecerdasan buatan atau AI, di generasi Beta teknologi AI telah tertanam sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pendidikan, kesehatan, tempat kerja, hingga hiburan.
Karakteristik Gen Beta
1. Memiliki Keterhubungan dengan Teknologi
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi Beta diprediksi akan menjadi anak-anak yang melek teknologi. Ini karena mereka yang lahir di era generasi Beta terlahir dalam keadaan teknologi dunia digital dan fisik yang telah berjalan mulus, termasuk AI, realitas virtual (VR) dan realitas augmentasi (AR), otomatisasi tertanam sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka akan menjadi generasi pertama yang merasakan transportasi otonom dalam skala besar, teknologi kesehatan yang dapat dikenakan, dan lingkungan virtual yang imersif dalam segala aspek standar kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, algoritma AI nantinya akan menyesuaikan pembelajaran, belanja, dan interaksi sosial mereka dengan cara yang baru.
2. Terhubung tetapi Terindividualisasi
Di generasi baru ini akan terlihat perbedaan hubungan sosial yang dimiliki. Terlahir dari dunia yang selalu berteknologi, membuat anak-anak generasi Beta akan menjalin persahabatan, pendidikan, dan karier di era interaksi digital menjadi hal yang utama. Tetapi, menjaga identitas digital pribadi (generasi Beta) dengan aman dan bijaksana seperti yang didorong oleh orang tua mereka akan menjadi prioritas.
Generasi Beta nantinya diprediksi akan mewujudkan keseimbangan antara hiperkonektivitas dan ekspresi pribadi. Mereka akan mendefinisikan ulang arti dari rasa memiliki, memadukan hubungan langsung dengan komunitas digital global.
3. Melihat ke Depan
Generasi Beta akan tumbuh dalam dunia dengan terobosan teknologi, norma sosial yang terus berkembang, dan fokus yang semakin meningkat dalam keberlanjutan dan kewarganegaraan global. Anak-anak yang lahir di era generasi Beta diprediksi akan memahami kebutuhan, nilai, dan preferensi mereka yang menjadi penting saat mengantisipasi cara mereka untuk membentuk masa depan masyarakat.
4. Hidup dalam Keberagaman
Para generasi Beta akan dibesarkan dalam masyarakat yang kian majemuk dan nantinya diharapkan untuk bisa menghargai perbedaan budaya, identitas, dan perspektif. Mereka yang terlahir di era generasi Beta diprediksi akan lebih terbuka dan toleran terhadap keberagaman, serta berkontribusi pada masyarakat global yang lebih harmonis.
5. Dibesarkan oleh Masyarakat yang Berubah
Sama seperti tantangan yang dihadapi oleh generasi sebelumnya, mereka yang lahir di era generasi Beta akan menghadapi berbagai tantangan sosial yang besar. Didorong dengan perubahan iklim, pergeseran populasi global dan urbanisasi yang cepat di garis depan, keberlanjutan tidak hanya akan menjadi pilihan tetapi juga menjadi harapan.
Generasi Beta dibesarkan oleh orang tua dari generasi Milenial dan generasi Z yang lebih tua. Mereka nantinya akan memiliki kemampuan memprioritaskan beradaptasi, kesetaraan, dan kesadaran ekologi dalam pola asuh mereka. Alhasil, anak-anak generasi Beta akan lebih berpikiran global, berfokus pada masyarakat, dan kolaboratif dari pada sebelumnya.
Pilihan Editor: Strategi Perusahaan agar Pekerja Gen Z Bertahan