Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brain fog atau kabut otak kondisi lupa sesaat atau sulit berkonsentrasi. Mengutip WebMD, brain fog merujuk gejala tertentu yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengingat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Medical News Today, beberapa kondisi yang menandakan brain fog antara lain kebingungan, kelelahan, berpikir agak lambat dari biasanya, mudah terganggu. Saat beraktivitas pun membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas, walaupun sederhana. Kesulitan menemukan kata untuk mengekspresikan perasaan juga menandakan kabut otak atau brain fog.
Kiat mengatasi brain fog
1. Beristirahat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, laporan riset pada 2016 menyarankan istirahat sesuai kebutuhan bisa meningkatkan kinerja, fokus, dan tingkat pengendalian diri.Tapi, riset lainnya pada 2019 menunjukkan, jika memainkan ponsel tak memungkinkan otak untuk beristirahat secara efektif. Sebaiknya saat istirahat jika ingin beraktivitas ringan melakukan kegiatan kreatif, misalnya memasak, melukis..
2. Pola makan dan minum
Mulai menambahkan nutrisi makanan dan waktu camilan. Makanan tinggi antioksidan, seperti blueberry, jeruk, dan kacang-kacangan membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh yang berefek positif untuk otak dan tubuh.
Adapun minyak alpukat organik bermanfaat mengurangi stres oksidatif dalam tubuh. Makanan bergizi lain yang disarankan ikan yang mengandung asam lemak omega-3. Cairan tubuh pun harus tetap terjaga. Otak terdiri atas 75 persen air. Dehidrasi mempengaruhi memori dan suasana hati.
3. Aktif bergerak
Para ilmuwan telah mengaitkan berbagai macam latihan dengan peningkatan fungsi otak. Olahraga meningkatkan fungsi otak dan mengurangi kecemasan juga depresi. Olahraga yang tepat sesuai kebutuhan bermanfaat meredakan rasa sakit dan kelelahan. Olahraga juga mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu setelah peristiwa yang membuat stres.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan berolahraga setidaknya selama 30 menit tiap hari, misalnya berjalan kaki, yoga, peregangan.
4. Mengurangi kafein dan alkohol
Kafein rentan menyebabkan kegelisahan, sakit kepala, insomnia, sakit perut, dan detak jantung yang cepat. Itu terutama jika seseorang terlalu peka terhadap kafein. Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyarankan konsumsi kopi tidak lebih dari 400 miligram atau 4 cangkir hingga 5 cangkir dalam sehari. Adapun minuman beralkohol rentan merusak fungsi kognitif. Ketika kadar alkohol masuk tubuh bisa menyebabkan kelelahan, sakit kepala, vertigo, dan brain fog.
5. Tidur
Efek kurang tidur mempengaruhi otak dan tubuh. Tidur yang buruk menyebabkan brain fog juga mempengaruhi kemampuan seseorang membuat keputusan, memecahkan masalah, dan mengendalikan emosi. Kurang tidur meningkatkan risiko masalah kesehatan, yaitu tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit jantung.
Baca: 7 Penyebab Brain Fog Kabut Otak, Lupa Sesaat dan Susah Berkonsentrasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.