Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama menyarankan lima langkah penanganan demam berdarah dengue di masyarakat. Salah satunya menerapkan pendekatan 3M plus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mencegah nyamuk hidup dan berkembang biak, antara lain dengan pendekatan 3M plus," ujar Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendekatan 3M yakni menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, dan tempat penampungan air lainnya; menutup rapat-rapat tempat penampungan air; serta memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Sementara plus-nya yakni upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu juga menyarankan melindungi diri agar tidak digigit nyamuk penular demam berdarah misalnya dengan mengoleskan obat antinyamuk.
"Dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, termasuk penyuluhan dan pendidikan ke masyarakat secara terus-menerus," jelasnya.
Tingkatkan layanan kesehatan
Menurutnya, surveilan virus dengue dan surveilan nyamuk (vektor) juga perlu dilakukan secara ketat, sebaiknya dilakukan bersama surveilan klinik dan lingkungan sehingga terbentuk surveilan terintegrasi. Di sisi lain, pelayanan kesehatan harus berjalan baik sehingga rumah sakit menjadi penuh ketika kasus sedang tinggi dan pasien tidak tertolong tidak terjadi.
"Selain lima hal ini maka berbagai teknologi baru juga terus dikembangkan, misalnya vaksin dengue atau pembiakan nyamuk Wolbachia," tuturnya.
Tjandra mengatakan pemerintah perlu memberi prioritas pada pengendalian dengue. Ketika menjabat Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dia memelopori pencetusan ASEAN Dengue Day pada 15 Juni 2011. Ketika itu belum ada peringatan demam dengue di tingkat regional dan dunia.
Pemerintah sendiri berkomitmen melawan demam berdarah dengan target mencapai nol kematian akibat demam dengue (Zero Dengue Death) pada 2030. Pemerintah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Demam Berdarah Dengue 2021-2025 menargetkan angka kasus demam berdarah kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024. Angka tersebut akan menuju nol kasus kematian pada 2030.