Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Makan termasuk aktivitas kebutuhan dasar manusia untuk mendapat energi beraktivitas. Pada 2018 yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menjelaskan, melewatkan sarapan atau telat makan dikaitkan dengan risiko yang lebih besar untuk mengalami stres yang dialami remaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari EatingWell, gula darah akan menurun yang menandakan tubuh untuk mulai memproduksi kortisol, menurut Endocrine Society. Kortisol, yang biasa disebut sebagai hormon stres. Ini dilepaskan untuk membantu mengatur penurunan gula darah, tetapi juga membuat respons stres dalam tubuh.
Risiko Telat Makan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Kekurangan Energi
Perubahan besar dalam gula darah tidak membantu tingkat energi. Saat melewatkan waktu makan, hanya sedikit asupan dalam perut. Asupan yang sangat sedikit tidak cukup untuk diubah menjadi energi supaya tubuh lebih bertenaga. Tubuh terasa lelah, karena kekurangan energi.
2. Sulit Membedakan Isyarat Lapar dan Kurang Nutrisi
Tubuh memiliki isyarat rasa lapar dan kenyang dalam bentuk hormon. Tanda lapar dan kenyang dari tubuh indikator untuk mengetahui kapan tubuh membutuhkan makanan. Jika sering mengabaikan jadwal makan yang terfokus menyebabkan kehilangan kontak dengan isyarat ini seiring waktu. Melewatkan waktu makan menyebabkan kekurangan nutrisi. Jika terlalu lama tidak makan memang membuat tubuh terasa seperti kenyang sejenak.
3. Risiko Gangguan Makan
Orang yang sering melewatkan waktu bersantap berisiko mengalami gangguan makan. Semua konsekuensi ini berbahaya bagi kesehatan manusia secara keseluruhan. Gangguan makan tak hanya mempengaruhi suasana hati, tapi juga pikiran.
4. Susah Berfokus
Otak membutuhkan asupan nutrisi yang bersumber dari makanan. Jika sering menunda waktu makan, rentan kondisi sulit berkonsentrasi dan mengingat hal-hal penting.
5. Maag
Asam lambung memproses makanan supaya mudah diserap tubuh. Jika sering menunda makan asam lambung akan menumpuk yang berakibat sakit maag. Kondisi ini menimbulkan beragam gejala, seperti perut kembung, mual, dan muntah
Pilihan Editor: 5 Kiat Mengurangi Risiko Polifagia atau Makan Berlebihan