6 Kesalahan Umum Saat Mengobati Asam Urat

TEMPO.CO, Jakarta -Cara mengatasi asam urat sering dilakukan dengan cara-cara alami dan medis.

Tetapi, sebenarnya masih banyak orang yang salah kaprah ketika mengobati asam urat. dr Sandra Langow SpPD-KR, Internis Konsultan Reumatologi (Rheumatologist) dari Siloam Hospital Lippo Village menyebutkan setidaknya ada 6 kesalahan yang umum dilakukan oleh penderita asam urat.

-Hanya minum penghilang nyeri biasa pada saat serangan radang sendi karena asam urat (gout arthritis). Penghilang nyeri ini misalnya Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID), kolkisin, atau steroid.

-Tidak pernah minum obat penurun asam urat seperti allopurinol atau febuxostat. Jadi, sesudah serangan akut, kadar asam urat sebenarnya tidak pernah diturunkan.

-Minum obat penurun asam urat, tetapi hanya satu bulan sesudah serangan akut. Hal ini tentu tidak benar karena obat penurun asam urat harus diminum terus menerus dalam jangka panjang.

Obat penurun asam urat seperti allopurinol dan febuxostat juga aman dikonsumsi jangka panjang karena tidak merusak ginjal. Justru dengan konsumsi rutin obat ini kerusakan ginjal akibat asam urat dapat dicegah. Asam urat yang ditinggi sudah terbukti dapat merusak ginjal dan menyebabkan batu ginjal.

-Tidak pernah cek kadar asam urat. Padahal, kadar asam urat harus dicek secara berkala. Pastikan kadar asam urat selalu di bawah 6 mg/dl secara konstan seumur hidup.

Kadar asam urat harus dijaga di bawah 6 mg/dl untuk mencegah komplikasi baik pada sendi maupun pada organ lain seperti ginjal, stroke dan lain sebagainya.

-Percaya dengan mitos bahwa sayur dapat membuat asam urat menjadi tinggi. Akibatnya malah menghindari sayur. Padahal, sayur sebenarnya tidak meningkatkan kadar asam urat. Justru sayur baik untuk kesehatan. Yang harus dihindari adalah jeroan, daging merah, minuman manis, alkohol, dan makanan laut tertentu.