Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

8 Tradisi Natal di Indonesia yang Seru dan Meriah

Menjelang Natal, ada banyak tradisi Natal di Indonesia yang sudah dilakukan. Bahkan ada daerah yang memulainya sejak 1 Desember lalu.

7 Desember 2023 | 11.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menjelang Natal, ada banyak tradisi Natal di Indonesia yang sudah dilakukan. Bahkan ada daerah yang memulainya sejak 1 Desember lalu. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristen merayakan Natal untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Biasanya, perayaan Natal juga menjadi momen kebersamaan dan kebahagiaan bagi umat kristiani. Bukan hanya di dunia, tradisi Natal di Indonesia juga berlangsung secara meriah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai agama terbesar kedua di tanah air, ada banyak tradisi Natal yang biasa dirayakan umat Kristiani di Indonesia. Tradisi perayaan Natal juga berbeda-beda di setiap daerah. Nah, berikut adalah macam-macam tradisi Natal di Indonesia yang menarik untuk diketahui. 

8 Tradisi Natal di Indonesia

1. Kunci Taon di Manado

Sebagai daerah yang mayoritas warganya beragama Kristen, perayaan Natal di Manado sudah berlangsung sejak 1 Desember sampai Hari Raya Natal tiba. Salah satu tradisi Natal yang dilakukan di Manado adalah Kunci Taon. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tradisi ini menjadi penutup dari rangkaian kemeriahan Natal yang berakhir pada Minggu pertama Januari. Untuk merayakan penutupan Natal, warga akan pawai keliling kampung dengan kostum-kostum lucu.

Sebelum melaksanakan tradisi Kunci Taon, masyarakat lebih dulu menjenguk kuburan para kerabat sekaligus makan bersama di sana. Biasanya, kegiatan ini dilakukan menjelang tahun baru. Setelahnya, kuburan akan dibersihkan dan terkadang dihias menggunakan lampu hiasan. 

2. Gereja Penjor di Bali

Di Bali, pemeluk agama Kristen biasanya merayakan hari Natal dengan mengenakan pakaian khas mereka seperti seperti kebaya, selendang, dan kain kamen. Warna pakaian yang biasa digunakan untuk merayakan Natal adalah hitam putih. 

Tak hanya itu saja, saat perayaan Natal biasanya kompleks gereja diberi hiasan ornamen khas Bali berupa batang bambu yang dihiasi janur, disebut Penjor. Oleh karena itu, tradisi perayaan Natal di Bali disebut dengan nama Gereja Penjor. 

3. Wayang Kulit di Yogyakarta 

Warga Yogyakarta biasanya merayakan tradisi Natal tradisi dengan menampilkan teatrikal kelahiran Yesus melalui wayang kulit. 

Keistimewaan lainnya adalah pendeta yang memimpin ibadah turut mengenakan kostum khas Yogyakarta, seperti blangkon dan beskap. Sehingga menambah nuansa lokal dalam perayaan tersebut.

4. Lovely December di Toraja

Untuk merayakan tradisi Natal di Indonesia, pemerintah daerah Toraja biasanya menggelar festival budaya dan pariwisata bertajuk Lovely December setiap menjelang Natal. 

Festival ini dimulai sejak memasuki bulan Desember dan mencapai puncak pada 26 Desember dengan arak-arakan yang disebut lettoan. 

Momen festival ini kerap dimanfaatkan masyarakat untuk  menikmati karnaval, pentas seni, acara adat, pameran kerajinan tangan dan kuliner bahkan kontes kerbau.

5. Tradisi Rabo-Rabo di Jakarta

Tradisi Natal unik yang dikenal dengan nama Rabo-rabo juga ada di Ibu Kota, tepatnya di Kampung Tugu. 

Kampung ini merupakan tempat tinggal bagi orang Indonesia keturunan Portugis, yang menjadikan tradisi mereka sangat khas. Tradisi Rabo-rabo dilakukan setelah misa, dan setelah masyarakat mengunjungi kuburan di sekitar gereja. 

Rabo-Rabo melibatkan berbagai kegiatan, seperti bermain musik keroncong dan menari bersama, sambil mengunjungi kerabat dan teman. Rantai pemain musik terbentuk di jalanan, menghubungkan rumah satu per satu di kawasan tersebut.

Puncak tradisi ini adalah "mandi-mandi," di mana masyarakat berkumpul untuk menggambar wajah satu sama lain menggunakan bedak putih. 

6. Meriam Bambu di Flores

Tradisi Natal di Indonesia selanjutnya adalah tradisi meriam bambu yang dilakukan masyarakat Flores. Pada mulanya, tradisi meriam bambu bertujuan untuk mengumumkan seseorang telah meninggal karena keterbatasan transportasi antar desa. 

Namun belakangan, meriam bambu digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.

Saat malam Natal tiba, masyarakat Flores akan memasang meriam bambu di setiap sudut kota. Meriam itu akan diledakkan saat perayaan Natal. Tak ketinggalan, perayaan dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api.

7. Marbinda di Sumatera Utara

Di Sumatera Utara, perayaan Natal berlangsung dengan melaksanakan tradisi Marbinda. Tradisi Marbinda adalah tradisi mengorbankan hewan untuk memelihara kebersamaan, kehangatan, memeriahkan semangat Natal, dan mensyukuri nikmat yang telah diterima selama ini. 

Tradisi Marbinda masih eksis di daerah pemukiman masyarakat Batak di Sumatera Utara. Sebelum memulai tradisi tersebut, biasanya masing-masing warga mengumpulkan uang untuk membeli hewan untuk disembelih. Setelah disembelih, daging akan dibagikan kembali kepada warga, terutama warga yang menyumbang. 

8. Barapen di Papua

Tradisi Barapen khas Papua adalah perayaan Natal yang melibatkan ritual kuliner, dengan pembakaran batu untuk memanggang babi sebagai ekspresi kegembiraan, syukur, dan kebersamaan menyambut kelahiran Yesus Kristus. 

Beberapa tempat bahkan sengaja dihias khusus dengan dekorasi unik, disertai alunan musik selama 24 jam saat puncak perayaan. 

Sebelum perayaan massal, penduduk setempat akan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan makanan lainnya di lubang yang berisi batu panas menyala ini. Aktivitas memasak bersama selama setengah hari bermakna menyatukan ikatan di antara penduduk setempat.

RIZKI DEWI AYU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus