Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

5 Tips Mencegah Hipotermia, Terutama Bagi Pendaki Pemula

Bagi pendaki pemula, risiko terserang hipotermia menjadi ancaman serius, terutama saat berada di ketinggian dengan suhu ekstrem.

6 Maret 2025 | 07.50 WIB

Ilustrasi hipotermia. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi hipotermia. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mendaki gunung adalah hobi yang menantang sekaligus pengalaman yang menyenangkan. Bagi pendaki pemula, risiko terserang hipotermia menjadi ancaman serius, terutama saat berada di ketinggian dengan suhu ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh berada jauh dari batas normal. Kondisi tersebut tentu sangat berbahaya, karena dapat mengurangi konsentrasi, ditambah Anda berada di ketinggian, suhu yang dingin ditambah medan yang terjal dan curam, terserang hipotermia dapat meningkatkan resiko kematian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Apa Itu Hipotermia

Dikutip dari WebMD, Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh secara signifikan yang biasanya disebabkan tubuh terkontaminasi suhu dingin terlalu lama. Pendaki sering terpapar suhu dingin terutama saat musim hujan, tak jarang ditemukan pendaki yang kehilangan nyawa akibat terserang Hipotermia. Normalnya suhu tubuh seseorang berkisar antara 36,5 derjat celcius hingga 37,5 derjat celcius.

Seseroang akan terserang hipotermia ketika suhu tubuh turun di bawah 35 derjat celcius. Bahkan dalam keadaan parah, seseorang yang mengalami hipotermia akan mengalami penurunun suhu tubuh hingga 28 derjat celcius atau lebih rendah.

Untuk mengurangi resiko ini, berikut 5 tips yang bisa diterapkan oleh pendaki pemula dari Washington Trails Association (WTA) agar tetap aman selama proses mendaki:

Gunakan Pakaian yang Tepat

Pilih pakaian yang sesuai dengan suhu di daerah pendakian dengan menerapkan teknik layering dalam berpakaian. Gunakan lapisan pakaian berbahan dry-fit atau wol untuk menyerap keringat, selanjutnya lapiskan dengan jaket dan pakaian anti air untuk melindungi tubuh dari angin dan hujan.

Siapkan Peralatan Pendukung

Selalu siapkan perlengkapan pendukung seperti selimut aluminium, jas hujan, tarp untuk melindungi tubuh dari cuaca eksrem, serta membantu mempertahankan suhu tubuh. Terakhir jangan lupa membawa kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) untuk mengantisipasi resiko kecelakaan selama melintasi medan pendakian.

Konsumsi Makanan dan Minuman yang Cukup

Mengonsumsi makanan tinggi kalori dapat membantu tubuh tetap hangat, terutama saat menghadapi suhu lingkungan yang rendah. Makan dan minum yang cukup membantu tubuh menghasilkan energi dan panas untuk menghadapi suhu pegunungan yang dingin

Istirahat di Tempat yang Aman
Saat beristirahat, silakan membangun tenda di tempat yang terlindung dari angin dan cuaca ekstrem untuk menghindari risiko penurunan tubuh secara drastis.

Memperhatikan Kondisi Cuaca

Saat proses pendakian, perhatikan terus keadaan cuaca di lingkungan sekitar medan. Jika merasa cuaca menjadi semakin buruk, pertimbangkan untuk segera turun dari puncak gunung, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.

Muhammad Rafi Azhari berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan editor: Ada Duka di Carstensz Pyramid, Puncak Terakhir Ekspedisi Atap Negeri Fiersa Besari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus