Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikopat tak hanya ada di penjara, film dokumenter kejahatan, atau film horor. Di sekitar pun mungkin ada tapi kita tak menyadarinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anda mungkin berpikir ini tak penting tapi faktanya demikian. Anda mungkin mengenal satu orang dengan sifat psikopat," jelas Abigail Marsh, pengajar psikologi dan neurosains di Universitas Georgetown dan salah satu pendiri Psychopathy Is, organisasi yang didedikasikan untuk mengatasi akibat psikopati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikopat tak punya empati atau rasa bersalah. Mereka tega menyakiti atau mengeksploitasi orang lain untuk memperoleh keinginan. Mereka juga bisa menjadi pembunuh berantai dan justru bisa tampil menarik saat kencan, jelas Judy Ho, neuropsikolog klinis dan forensik.
"Taktik awal psikopat untuk dekat dengan orang dan mendapat kepercayaan adalah dengan berbuat baik. Anda merasa telah menemukan orang yang pengertian dan peduli sehingga mudah untuk membuat orang buta dan mengabaikan sinyal buruk dan mungkin ada kejahatan di baliknya," tutur Ho seraya menambahkan sekitar 1-3 persen populasi umum dan 6-8 persen pemimpin dan eksekutif adalah psikopat.
Apa itu Psikopati?
Istilah psikopat biasa digunakan untuk menggambarkan orang dengan gangguan kepribadian antisosial. Psikopati biasanya berupa sikap impulsif, berani, dominan, tak kenal takut dan diiringi perilaku tak peduli dan tak punya perasaan. Penyebabnya bisa lingkungan atau keturunan dan banyak yang datang dari keluarga harmonis, menurut Marsh.
Buat seorang psikopat, yang paling penting adalah mendapatkan keinginan tanpa peduli caranya salah atau melukai. Meski tak peduli pada orang lain, psikopat punya keinginan berkencan apabila hal itu bisa memberikan apa yang mereka inginkan. Contohnya, psikopat menjalin hubungan dengan tujuan mengeruk keuangan pasangan atau hanya untuk seks.
"Anda mungkin melihatnya pada pembunuh berantai, pembunuh massal, kehidupan mereka tampak normal. Kebanyakan menikah dan punya anak, juga bekerja, sehingga orang sekitar tidak menyadarinya," papar Ho, dikutip dari USA Today.
Pilihan Editor: Kenali Ciri Psikopat, Bisa Jadi Itu Pasangan Anda