Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ada Sejak Ribuan Tahun Silam: Begini Psikologi Warna yang Terkait Emosi Jiwa

Psikologi warna adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh warna terhadap emosi manusia.

24 Desember 2021 | 10.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kairo -Psikologi warna adalah teori yang mempelajari pengaruh warna terhadap emosi manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan, beberapa warna umumnya memiliki arti yang universal bagi banyak orang.

Melansir laman Centre Colours, psikologi warna sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di Mesir Kuno. Orang-orang Mesir memperlajari efek warna terhadap suasana hati dan menggunakan temuan mereka untuk manfaat kesehatan.

Teori warna dan pengaruhnya terhadap suasana hati juga telah diadopsi oleh orang Romawi, Yunani dan Cina Kuno.

Mengutip The Atlantic, salah satu eksplorasi formal paling awal dari teori warna berasal dari seorang penyair, seniman sekaligus politikus asal Jerman, Johann Wolfgang von Goethe.

Pada tahun 1810, Goethe menerbitkan buku berjudul Theory of Colors. Buku itu berisikan risalahnya tentang alam, fungsi dan psikologi warna.

Hasil pemikiran Goethe ditolak oleh sebagian besar komunitas ilmiah kala itu. Meski demikian, karyanya tetap menarik perhatian para filsuf dan fisikawan terkemuka, seperti Arthur Schopenhauer, Kurt Gödel, dan Ludwig Wittgenstein.

Berikutnya : Teori Goethe tentang dampak psikologis dari warna...

Teori Goethe tentang dampak psikologis dari warna merupakan ide-ide yang diturunkan oleh institusi penyair. Menurutnya, setiap warna memiliki pengaruh tertentu terhadap emosi seseorang.

Warna kuning mislanya, dapat memberikan kesan yang tenang dan lembut. Sementara warna merah dapat memberikan kesan keanggunan dan daya tarik.

pensil warna (pixabay.com).

Kemajuan psikologi modern membuat teori tentang warna menjadi semakin berkembang. Pada abad ke-20, tokoh yang paling menonjol dalam perkembangan teori ini adalah psikiater asal Swiss, Carl Jung.

Carl Jung menyatakan bahwa warna adalah bahasa ibu dari alam bawah sadar. Ia menggunakan temuannya untuk mengembangkan terapi seni guna membantu orang-orang mengatasi trauma.

Kini, psikologi warna juga digunakan secara luas dalam kegiatan kampanye bisnis, periklanan dan pemasaran.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Tips Keselamatan Berkendara untuk Menghindari Road Rage

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus