Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Alasan Memelihara Kelinci Lebih Rumit Dibanding Anjing dan Kucing

Memelihara kelinci dianggap lebih rumit dan mahal dibanding anjing atau kucing. Berikut beberapa alasannya.

14 Januari 2025 | 21.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anak melihat kelinci yang dipamerkan dalam acara Pet and Plant Exhibition di pusat perbelanjaan di Jakarta, 10 September 2022. Pameran ini menampilkan sejumlah hewan peliharaan yang digelar 5-18 September 2022. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelinci adalah hewan peliharaan yang lucu dan disukai anak-anak karena tidak menggigit. Selain sebagai hewan peliharaan, ada pula jenis kelinci liar yang hidup bebas di alam juga dipelihara di peternakan untuk diambil dagingnya. Meski lucu dan jinak, banyak pemilik gagal memgantisipasi kebutuhan hewan herbivora ini sampai muncul kejadian darurat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melihat kelinci melompat-lompat di halaman rumah dan membelai bulunya yang halus memang menyenangkan. Namun memelihara hewan ini dianggap lebih mahal dibanding anjing atau kucing, kata Dana Varble, kepala dokter hewan di North American Veterinary Community. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, mempelajari bagaimana merawat binatang ini sering sulit buat yang baru pertama memilikinya, termasuk bagaimana memberinya makan, menyiapkan kandang, dan keamanan seperti apa yang perlu diperhatikan.

"Mereka adalah hewan mangsa, sifat alaminya cemas dan gugup, dan jika Anda bisa mengatasi hal itu dan kelinci sudah percaya pada Anda, rasanya seperti pencapaian besar," kata Varble kepada USA TODAY.

Jeanine Valand, direktur eksekutif Rabbit Rescue & Rehab di Westchester, New York, mengungkapkan perjuangan yang biasa dialami banyak pemilik baru. Setiap tahun, badan nirlaba ini menyelamatkan sekitar 100 kelinci di arean Kota New York setelah hewan itu dibuang atau dibawa ke penampungan tradisional dengan peralatan yang minim.

"Begitu banyak kelinci dibuang di jalan, di jalanan Brooklyn atau di hutan Westchester," ungkap wanita berumur 53 tahun itu.

Bukan hewan kandang
Toko hewan peliharaan memang menaruh kelinci di kandang. Namun sebenarnya mereka tak boleh dikurung dan harus dibiarkan berkeliaran bebas di rumah seperti kucing atau anjing, jelas Varland.

"Mereka binatang yang periang, lucu, ingin tahu, aktif, dan cerdas sehingga tak boleh dikurung," jelas Varland.

Akan tetapi, kelinci lebih mudah terluka dibanding kucing atau anjing. Mereka hewan yang ringkih dan perlu dilindungi dari lingkungan sekitar, termasuk perabotan dan kabel-kabel listrik, kata Varland. 

Kelinci juga tak punya cakar di kaki seperti anjing dan kucing, jelas Varland. Hanya ada bulu di kakinya sehingga karpet menjadi permukaan yang paling aman. Selama bertahun-tahun, Varland dan kelompok penyelamatnya melihat kelinci mengalami punggung patah setelah terpeleset di ubin atau lantai kayu yang keras.

Selain itu, pengobatan kelinci sakit cukup sulit karena perlu dokter hewan yang berpengalaman merawat kelinci. Perut kelinci yang sensitif bisa membuatnya cepat sakit.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus