Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelinci adalah hewan peliharaan yang lucu dan disukai anak-anak karena tidak menggigit. Selain sebagai hewan peliharaan, ada pula jenis kelinci liar yang hidup bebas di alam juga dipelihara di peternakan untuk diambil dagingnya. Meski lucu dan jinak, banyak pemilik gagal memgantisipasi kebutuhan hewan herbivora ini sampai muncul kejadian darurat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat kelinci melompat-lompat di halaman rumah dan membelai bulunya yang halus memang menyenangkan. Namun memelihara hewan ini dianggap lebih mahal dibanding anjing atau kucing, kata Dana Varble, kepala dokter hewan di North American Veterinary Community.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, mempelajari bagaimana merawat binatang ini sering sulit buat yang baru pertama memilikinya, termasuk bagaimana memberinya makan, menyiapkan kandang, dan keamanan seperti apa yang perlu diperhatikan.
"Mereka adalah hewan mangsa, sifat alaminya cemas dan gugup, dan jika Anda bisa mengatasi hal itu dan kelinci sudah percaya pada Anda, rasanya seperti pencapaian besar," kata Varble kepada USA TODAY.
Jeanine Valand, direktur eksekutif Rabbit Rescue & Rehab di Westchester, New York, mengungkapkan perjuangan yang biasa dialami banyak pemilik baru. Setiap tahun, badan nirlaba ini menyelamatkan sekitar 100 kelinci di arean Kota New York setelah hewan itu dibuang atau dibawa ke penampungan tradisional dengan peralatan yang minim.
"Begitu banyak kelinci dibuang di jalan, di jalanan Brooklyn atau di hutan Westchester," ungkap wanita berumur 53 tahun itu.
Bukan hewan kandang
Toko hewan peliharaan memang menaruh kelinci di kandang. Namun sebenarnya mereka tak boleh dikurung dan harus dibiarkan berkeliaran bebas di rumah seperti kucing atau anjing, jelas Varland.
"Mereka binatang yang periang, lucu, ingin tahu, aktif, dan cerdas sehingga tak boleh dikurung," jelas Varland.
Akan tetapi, kelinci lebih mudah terluka dibanding kucing atau anjing. Mereka hewan yang ringkih dan perlu dilindungi dari lingkungan sekitar, termasuk perabotan dan kabel-kabel listrik, kata Varland.
Kelinci juga tak punya cakar di kaki seperti anjing dan kucing, jelas Varland. Hanya ada bulu di kakinya sehingga karpet menjadi permukaan yang paling aman. Selama bertahun-tahun, Varland dan kelompok penyelamatnya melihat kelinci mengalami punggung patah setelah terpeleset di ubin atau lantai kayu yang keras.
Selain itu, pengobatan kelinci sakit cukup sulit karena perlu dokter hewan yang berpengalaman merawat kelinci. Perut kelinci yang sensitif bisa membuatnya cepat sakit.
Pilihan Editor: Ingin Pelihara Kelinci? Berikut Hal-hal yang Perlu Dipahami