Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Anak Malas Olahraga, Coba Biasakan dengan Cara Berikut

Banyak anak sekarang yang malas olahraga karena lebih senang main ponsel, game, atau menonton TV. Tugas orang tua untuk mendorong anak berolahraga.

30 Januari 2020 | 20.30 WIB

Anak-anak bermain bola di gang berlatar lukisan 3D dan mural Piala Dunia 2018 di Kinayungan, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat,  29 Juni 2018. Warna-warni lukisan ini dibuat untuk menyemarakkan pesta olahraga sepak bola Piala Dunia 2018 di Rusia. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Anak-anak bermain bola di gang berlatar lukisan 3D dan mural Piala Dunia 2018 di Kinayungan, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat, 29 Juni 2018. Warna-warni lukisan ini dibuat untuk menyemarakkan pesta olahraga sepak bola Piala Dunia 2018 di Rusia. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah, keluarga, dan orang tua adalah tempat anak belajar tentang apapun untuk pertama kali. Pelajaran di sekolah dimulai setelah anak sudah memiliki pendidikan dasar di rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Banyak orang tua yang belum menyadari hal ini atau ada juga yang sadar namun mengabaikannya. Orang tua seringkali bertindak dan bersikap tanpa menyadari apa yang mereka lakukan akan ditiru oleh anak-anak, termasuk juga soal gaya hidup dan menjalani hidup sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara paling ampuh untuk mengajari mereka kebiasaan sehat bukanlah dengan perintah tapi mencontohkan perilaku yang sehat. Cara ini akan jauh lebih efektif daripada hanya memerintahkan dan memberikan hukuman jika mereka menentang.

Langkah ini juga sangat penting diterapkan karena saat ini banyak anak atau remaja yang malas bergerak karena kemudahan teknologi. Generasi rebahan, itulah yang sedang populer di kalangan remaja yang memiliki kebiasaan duduk atau tiduran santai seharian menatap layar ponsel.

Ada juga yang hobi bermain game sampai lupa makan atau beraktivitas lain, termasuk olahraga. Kebiasaan ini disebutkan cukup sulit dihindari dan menjadi PR tersendiri buat orang tua. Jika anak Anda masuk dalam generasi rebahan ini, maka berikut tips yang bisa diterapkan untuk mengubahnya, seperti dikutip dari webmd.com.

Mulai pelan-pelan
Anak-anak yang tidak terbiasa berolahraga mungkin hanya mau mentolerir sedikit aktivitas fisik. Jadi, mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti berjalan kaki 10 menit setiap hari sepulang sekolah. Tambahkan satu menit lagi berjalan setiap kali, begitu seterusnya hingga akhirnya dia terbiasa bergerak dan ingin mencoba aktivitas baru yang lain.

Menetapkan tujuan kecil seperti ini penting untuk anak-anak. Melihat jumlah menit yang ditambahkan dapat membantu meningkatkan motivasi mereka. Anda mungkin juga membuat perjanjian dengan menawarkan hadiah untuk menambah menit.

Keberhasilan kecil juga akan membangun rasa percaya diri anak dan mendorongnya untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari hidup. Puji dan dorong dia untuk setiap langkah positif yang diambil untuk menjadi lebih sehat.

Batasi waktu bermain gawai
Akademi Pediatri Amerika merekomendasikan tidak lebih dari dua jam sehari untuk menonton televisi atau bermain video atau game komputer. Jadi, cobalah batasi dengan waktu ideal tersebut.

Jadikan olahraga aktivitas yang menyenangkan
Program olahraga terbaik adalah yang benar-benar dilakukan oleh anak remaja. Apakah putra Anda menyukai alam dan binatang? Jika anak menyukai seni bela diri, menari, atau senam, carilah kursus yang akan menarik minatnya di sekolah, gereja, atau pusat komunitas. Bahkan, kegiatan seperti drama dapat membuat remaja keluar dari kursi atau turun dari tempat tidur.

Ingat, setiap gerakan menjauh dari posisi duduk berarti itu termasuk pekerjaan di dalam dan di luar rumah. Jadwalkan waktu membersihkan rumah atau minta bantuan anak dalam mencabut rumput liar, memotong semak-semak, atau melakukan pembersihan sukarela di taman setempat.

Pertimbangkan olahraga berat
Latihan kekuatan atau resistensi mungkin merupakan aktivitas yang baik untuk remaja yang belum terbiasa berolahraga aerobik. Sebuah studi tahun 2009 menunjukkan bahwa melakukan latihan ketahanan tiga hari seminggu dapat secara signifikan menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan otot dan kekuatan pada anak-anak obesitas.

Tidak perlu bergabung di pusat kebugaran untuk melakukan latihan kekuatan. Anak dapat melakukan push-up dan crunch, mengangkat beban, atau melakukan latihan dengan tali resistensi di rumah dengan sedikit atau tanpa biaya. Pastikan untuk berbicara dengan dokternya sebelum anak memulai program latihan kekuatan.

Dorong partisipasi dalam olahraga
Jika anak senang menonton olahraga, ia mungkin juga senang memainkannya. Remaja yang kelebihan berat badan bisa mendapat manfaat dari bergabung dengan tim olahraga yang dikelompokkan berdasarkan keterampilan alih-alih usia. Jika anak tidak menyukai atau tidak nyaman dengan gagasan olahraga kompetitif, pilih olahraga seperti bersepeda atau lari. Ide yang baik untuk berbicara dengan pelatih untuk melihat gaya mereka. Pertandingan yang bagus bisa berarti situasi menyenangkan untuk semua orang.

Pada akhirnya, ingatlah bahwa mengembangkan gaya hidup yang aktif dan sehat bukanlah perlombaan. Anak lebih cenderung ke sana dengan mengambil satu langkah yang bisa dilakukan pada suatu waktu. Sebagai orang tua, teladan dan dorongan Anda dapat membantunya melakukan itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus