Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Anak Muda Dinilai Semakin Apresiasi Jamu Sebagai Warisan Budaya

Ada tren positif yang menunjukkan apresiasi anak muda terhadap jamu sebagai warisan budaya yang berharga dan gaya hidup alami.

28 Mei 2024 | 00.15 WIB

Dari kiri: segelas jamu beras kencur, air jahe, jamu kunyit, jamu daun sirih dan daun sambiloto. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Dari kiri: segelas jamu beras kencur, air jahe, jamu kunyit, jamu daun sirih dan daun sambiloto. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jamu mungkin identik dengan orang tua, namun studi terbaru oleh PT Herbathos menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dalam meningkatkan minat konsumsi jamu di kalangan muda, ada tren positif yang menunjukkan apresiasi mereka terhadap jamu sebagai warisan budaya yang berharga dan gaya hidup alami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Direktur Utama PT Herbathos, Ahmad Zaini, mengatakan kendati ada rintangan dalam memperkenalkan jamu pada generasi muda, timnya yakin ada banyak peluang pengembangan jamu untuk anak muda. "Kami yakin ada peluang besar untuk mengintegrasikannya ke dalam gaya hidup mereka. Kami berkomitmen untuk menghadirkan pendekatan yang lebih modern dan inovatif, yang resonan dengan kecintaan mereka pada musik dan budaya pop," katanya dalam keterangan yang diterima Tempo pada 28 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Data PT Herbathos menunjukkan peningkatan penjualan jamu sebesar 20 persen pada kuartal pertama tahun ini, dengan kontribusi signifikan dari konsumen berusia 18-35 tahun. PT Herbathos juga mengungkapkan hasil survei terkini tentang preferensi visual konsumen, yang menunjukkan bahwa meskipun visual klasik masih memiliki tempat di hati pemuda, visual modern lebih disukai karena mencerminkan identitas mereka dan mendorong pembelian. 

Pengetahuan tentang jamu yang diwariskan dari keluarga, terutama ibu, adalah aset berharga. Meski beberapa responden menyebutkan rasa pahit dan aroma kurang menyenangkan dari jamu, mereka juga memberikan saran kreatif untuk menggabungkannya dengan minuman atau bahan lain.

Konsumsi jamu yang cenderung sesekali, untuk kesehatan atau sebagai suplemen diet, seringkali disertai dengan musik populer dari artis seperti Mahalini, NDX, dan Sal Priadi.

Ahmad Zaini menambahkan dengan memahami preferensi dan kebiasaan Generasi Z dan Milenial, PT Herbathos siap mengintegrasikan jamu ke dalam gaya hidup modern. "Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka," katanya.

Ketua Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), Mukit Hendrayatno mengatakan jamu bukanlah sekadar minuman herbal biasa. Di balik kelezatannya, jamu mengandung campuran bahan-bahan alami yang telah terbukti secara ilmiah memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan manusia. "Dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, nyeri sendi, dan gangguan pernapasan, jamu telah menjadi pilihan yang efektif bagi banyak orang selama berabad-abad," kata Mukit.

Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat jamu tidak hanya bersifat fisik. Mukit menambahkan konsumsi jamu juga memiliki dampak positif pada kesejahteraan secara keseluruhan. "Jamu dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan energi, dan memperkuat koneksi antara manusia dan alam sekitarnya. Dengan demikian, jamu bukan hanya mengobati gejala penyakit, tetapi juga menyumbang pada kualitas hidup secara menyeluruh," katanya.

Selain manfaat langsung bagi individu, jamu juga memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi lokal dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan mengembangkan industri jamu secara berkelanjutan, kita dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan bagi para petani lokal, dan melestarikan keanekaragaman tanaman obat tradisional yang menjadi bahan baku jamu. "Inilah tantangan dan peluang bagi kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menjaga, mengembangkan, dan memanfaatkan secara bijaksana warisan budaya kita dalam mendukung kesehatan, ekonomi, dan lingkungan," katanya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus