Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Jenis-jenis Air Minum Dalam Kemasan yang Perlu Diketahui

Tak semua air minum dalam kemasan dapat disebut sebagai air mineral. Ada beragam jenis air memiliki proses pengolahan dan kandungan yang berbeda.

14 April 2025 | 09.21 WIB

Aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan pada sebuah agen di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada tahun ini ditargetkan tumbuh 5 persen menjadi 32,41 miliar liter, dari proyeksi realisasi pada 2021 sebesar 30,87 miliar liter. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan pada sebuah agen di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada tahun ini ditargetkan tumbuh 5 persen menjadi 32,41 miliar liter, dari proyeksi realisasi pada 2021 sebesar 30,87 miliar liter. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Air minum dalam kemasan atau AMDK sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. Namun masih banyak yang menyamaratakan semua air dalam botol sebagai air mineral. Padahal tidak semua AMDK bisa disebut demikian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Air kemasan terdiri dari berbagai jenis dengan proses pengolahan dan kandungan mineral yang berbeda-beda. Meski semua mengusung klaim murni atau alami, konsumen perlu lebih cermat. Air tidak hanya soal rasa tawar dan botol bening, tapi juga terkait dengan pH, mineral, dan proses pengolahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman Asosiasi Perusahaan Pengelola Air Minum dan Sanitasi Indonesia (APPAMSI) dan PDAM Info, berikut beberapa jenis air minum dalam kemasan:

1. Air Mineral

Jenis air ini paling umum ditemukan di pasaran. Air mineral berasal dari sumber air bawah tanah atau pegunungan yang mengandung mineral alami seperti kalsium, magnesium, dan zinc. Proses pengemasan dilakukan tanpa menambahkan zat tambahan dan kadar mineralnya tetap sesuai sumbernya.

2. Air Demineral

Berbeda dari air mineral, air demineral tidak mengandung mineral atau memiliki kadar sangat rendah. Umumnya melalui proses distilasi, deionisasi, atau reverse osmosis dengan tujuan untuk menjernihkan air dari kontaminan. Meski bermanfaat untuk menetralisir mineral anorganik dalam tubuh, konsumsi jenis air ini secara berlebih bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

3. Air Oksigen

Air ini diperkaya dengan kandungan oksigen melalui teknologi tertentu. Bisa berupa air mineral atau demineral yang diolah lebih lanjut untuk meningkatkan kadar oksigennya. Namun belum ada bukti klinis yang menyatakan manfaatnya lebih baik dari air biasa.

4. Air Embun

Air yang dikumpulkan dari proses kondensasi udara lembap. Meski terdengar unik, air ini telah dikemas dan dipasarkan bahkan diklaim lebih murni karena berasal dari uap air, bukan dari tanah.

5. Air Alkali

Air alkali memiliki pH lebih tinggi, biasanya di atas 8. Air ini mengandung mineral alkali dan diklaim bisa membantu menyeimbangkan kadar asam tubuh. Tapi konsumsi berlebih berisiko memicu alkalosis metabolik, gangguan yang menyebabkan mual, lemas, hingga gangguan pencernaan.

6. Air Sulingan (Distilasi)

Air sulingan dihasilkan nyaris tanpa kontaminan dengan melalui proses pemanasan dan kondensasi. Namun proses ini juga menghilangkan mineral baik sehingga nilai gizinya lebih rendah. Cocok dikonsumsi untuk mereka yang ingin air netral dari kandungan zat tambahan.

7. Air Soda

Air soda atau air berkarbonasi adalah air yang ditambahkan gas karbon dioksida. Umumnya dikonsumsi karena memberikan sensasi segar. Meski tak mengandung gula, perlu diperhatikan jika dikonsumsi rutin karena bisa mengganggu pencernaan bagi sebagian orang.

8. Purified Water

Disebut juga air murni. Biasanya berasal dari air keran atau tanah yang telah melewati proses penyaringan ketat. Purified water aman dikonsumsi karena bebas dari mikroba dan kontaminan kimia, meskipun kandungan mineralnya rendah.

9. Infused Water

Jenis ini dibuat dengan menambahkan perasa alami atau buatan seperti potongan buah segar ke dalam air. Biasanya digunakan untuk mendorong konsumsi air, terutama bagi mereka yang bosan dengan rasa tawar air putih biasa. Meski terasa lebih menarik karena aromanya, sebaiknya saat mengonsumsi infused water tetap diperhatikan komposisinya, terutama jika mengandung pemanis buatan atau bahan tambahan lain.

Cara Memilih AMDK yang Aman

Agar tidak keliru memilih air kemasan,berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli AMDK:

  • Cek informasi sumber mata air di label kemasan.
  • Pastikan memiliki izin edar dari BPOM dan sertifikat halal dari MUI.
  • Kemasan harus tersegel dengan baik, tidak bocor atau rusak.
  • Air harus bening, tidak berbau, dan tidak berasa.
  • Selalu periksa tanggal kedaluwarsa sebelum membeli.

Apa pun jenis air yang dipilih, hal terpenting adalah memastikan tubuh tetap terhidrasi. Setiap orang disarankan minum setidaknya 2 liter air per hari. Maka pastikan air yang dikonsumsi bersih, aman, dan sesuai kebutuhan kesehatan pribadi.

Yolanda Agne berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus