Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Prodi Gizi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tria Astika Endah Permatasari, mengatakan konsumsi kental manis pada balita meningkatkan risiko kekurangan gizi, kurus, gizi buruk, stunting. Juga terdapat pula masalah kesehatan gigi dan mulut, karies gigi pada balita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Juga risiko penyakit degeneratif yakni obesitas, diabetes melitus dan lainnya,” kata Tria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara itu, ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Hananto, meminta para orang tua memperhatikan kandungan gula pada makanan anak karena tidak hanya berdampak pada gigi tetapi juga kesehatan tubuh anak.
“Orang tua perlu memperhatikan kandungan gula pada makanan anak. Selain dampak negatif bagi tumbuh kembang anak, juga dapat menempel dan merusak gigi jika tidak dibersihkan,” ujar Hananto.
Makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula seperti susu kental manis juga berdampak buruk pada kesehatan anak. Kandungan gizi kental manis jauh dari susu murni. Dalam setiap sendok kental manis, setidaknya terkandung 5,5 gram lemak jenuh yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, kandungan gulanya bisa sampai 15 gram per sajian.
Kadar gula tinggi, selain dapat mempengaruhi kondisi gula darah juga menaikkan berat badan sehingga berpotensi menimbulkan obesitas.
“Selain dampak negatif bagi tumbuh kembang anak, maka yang perlu diwaspadai adalah sisa susu yang mengandung gula tinggi menempel gigi bisa juga merusak jika tidak segera dibersihkan,” tambah Hananto.
Untuk itu, para orang tua wajib memperhatikan kondisi gigi anak seusai mengonsumsi kental manis.