Lembaga kanker di AS menyimpulkan obat kumur berkadar alkohol lebih dari 25% menimbulkan kanker mulut. OBAT kumur mengusir bau mulut yang tak segar. Kini obat ini disebut mengundang risiko terkena kanker mulut. Itulah hasil penelitian Lembaga Kanker Nasional (NCI, National Cancer Institute) di Amerika Serikat. Kesimpulan obat kumur yang kadar alkoholnya lebih dari 25% akan mendorong timbul kanker mulut itu lalu ditulis Marjory Robert dalam majalah US News & World Report, edisi awal bulan ini. Berita itu tentu tak sedap bagi Warner-Lambert, produsen Listerine. Obat kumur yang menguasai pasar di AS itu mengandung 26,9% alkohol. Di Indonesia, Listerine juga digemari sejak dipasarkan 1975. Pemakainya sekitar 50 ribu orang. Namun, tentang obat ini membawa kanker, di AS, diperdebatkan. Menurut ADA (American Dental Assosiation), Listerine adalah obat yang aman. Asosiasi dokter gigi itu menilainya efektif untuk mencegah radang gusi dan menghilangkan plak gigi. ADA menyebutkan NCI hanya menemukan indikasi kanker mulut pada satu kelompok pemakainya, yakni peminum dan perokok. Pada perokok dan peminum berat yang memakai obat kumur berkadar alkohol tinggi, risiko terkena kanker 1,5 kali lebih besar dibanding mereka yang tidak menggunakannya. Jika mereka adalah perokok berat, risikonya lebih besar, yaitu 7,5 kali. Sedangkan bagi peminum, risiko kena kanker enam kali lebih besar. "Tembakau dan alkohol memang dituding sebagai penyebab tiga perempat kasus kanker mulut dan paru-paru di Amerika," kata Joseph Fraumeni, ahli epidemi dari NCI. Laniati Suwanda, medical advisor di PT Warner Lambert Indonesia, sependapat dengan ADA: penelitian NCI adalah studi retrospektif yang tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain, misalnya kebiasaan makan atau pengaruh lingkungan. Penekanannya lebih kepada perokok dan peminum berat. "Apalagi Listerine sudah digunakan selama 110 tahun oleh satu milyar orang di dunia secara efektif dan aman," ujar Laniati. Selama itu, katanya lebih lanjut, belum pernah terjadi kasus disebabkan Listerine. Obat kumur ini digunakan untuk membersihkan rongga mulut dan gusi dari penyebab napas tak sedap. Karena sifat antiseptiknya, Listerine juga membantu menyembuhkan penderita gingivitis alias radang gusi. Radang gusi itu disebabkan bakteri-bakteri dalam mulut. Bakteri ini suka berkumpul di belakang plak gigi. Bakteri justru dilawan oleh bahan antiseptik yang terdapat dalam Listerine. Selain mengandung alkohol, Listerine mengandung bahan antiseptik lain, yaitu eukaliptus, asam benzoat, mentol, thymol, dan methylsalisilat. Kadarnya 0,042 hingga 0,15%. Jika radang yang disebabkan bakteri itu tak segera ditangani, akibatnya malah parah. Sebab, peradangan gigi akan melemahkan akar gigi. Akibatnya, gigi bisa tanggal. Listerine diakui membantu mengatasi penyakit gusi itu. Peridex, salah satu jenis obat kumur yang juga disetujui FDA (Food and Drug Administration) dan ADA, kerjanya lebih baik, karena bisa membantu mengatasi penyakit radang gusi hingga 70 persen. Obat ini juga mengandung alkohol, tetapi kadarnya tak sampai separuh Listerine. Keistimewaan produk ini karena dapat menempel pada gusi dan gigi selama 2 sampai 4 jam setelah berkumur. Cuma, zat aktif yang dikandungnya, chlorhexidine, mempercepat lunturnya warna asli gigi. Walau Listerine diributkan di AS, tentu orang tak perlu meninggalkan kebiasaan berkumur. Karena yang penting adalah membersihkan gigi dengan cara benar hingga obat kumur bisa saja sewaktu-waktu tidak diperlukan. G. Sugrahetty Dyan K. dan Sitti Nurbaiti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini